***
"Kira-kira mbakmu sekarang lagi di mana, ya?" tanya Karin pada Kintan. Malam ini keluarga Pradipta kecuali kirana berkumpul di rumah sakit.
Tadi, Pradipta sepulang dari kantor langsung ke rumah sakit. Begitu juga dengan Kintan, setelah mama Danang keluar kamar, dan terlihat tenang, dia langsung berpamitan ke rumah sakit.
"Ngga tau, Ma. Apa kita pulang sekarang?" tanya Pradipta. Pria itu khawatir dengan keadaan anak keduanya.
"Iya, Pa. Kita liat dulu kondisi Kirana. Kasian dia pasti sangat terpukul." Awalnya Karin, bahkan semua lupa tentang pernikahan Kirana, tetapi kedatangan Kintan membuat mereka teringat. Apalagi setelah menonton video drama batal nikah, pikiran para orang-orang dewasa dalam ruang rawat inap itu tertuju semua pada Kirana.
"Iya, Ma. Mending Mama dan Papa pulang dan temui kak Kirana. Aku khawatir sama dia," ucap Kanaya yang tidak kalah panik dari Karin dan Pradipta.
"Ya udah." Karin berdiri. Diikuti Pradipta. "Mama pulang dulu ya, Sayang. Besok pas kamu pulang mama jemput."
"Iya, Ma. Mama sama Papa hati-hati," ucap Kanaya dari tempat tidur.
"Hati-hati, Ma, Pa," ucap Danu yang selalu di sisi Kanaya.
"Iya. Jaga Kanaya."
"Iya, Ma." Danu mengangguk patuh.
"Kintan, kamu ikut?" tanya Karin.
"Ikut, dong. Kania dan Kaanu ikut, ya. Besok kita datang lagi jemput Mama," ajak Kintan.
"Kakak Nia dan adek Kaanu mau di sini, Aunty. Mau sama Mama dan Papa," ucap Kania.
"Biar aja, Kin. Biar mereka di sini. Nanti bisa tidur di sofa. Kamu sama Mama dan Papa perhatiin kak Kirana aja," ucap Kanaya.
"Ya udah, deh. Ayo, Ma, Pa. Kita pulang."
"Ayo."
Kintan, Pradipta dan Karin pun melangkah pergi keluar ruangan inap Kanaya. Menyisahkan keluarga kecil yang bahagia itu.
"Ma, mau makan buah?" tanya Kania yang menghampiri Kanaya dan Danu di tempat tidur.
"Boleh, Sayang. Mama mau makan jeruk."
"Sabar ya Mama, kakak bukain." Gadis kecil itu kembali ke sofa. Mengambil buah jeruk di keranjang dan membuka dengan telaten.
"Akak Nia, adek Aanu uga mau buka."
Ucapan Kaanu dan melihat Kania yang langsung memberikan buah di tangannya membuat Kanaya tersenyum. Wanita itu sangat terharu dengan hubungan persaudaraan dua anaknya. Walaupun tidak sekandung, tetapi benar-benar saling menyayangi.
"Makasih, Sayang," ucap Danu dan itu sukses mengambil perhatian Kanaya. Mereka saling tatap dan berbalasan senyum.
"Aku yang makasih, Mas. Makasih udah dijadiin ratu dihatimu dan nyonya dalam rumahmu. Makasih sudah menjadikan aku ibu dari dua anak lucu kita."
Danu tersenyum. Dia memeluk Kanaya dari samping dan bersama-sama melihat dua anak mereka yang sibuk mengupas buah jeruk.
**
Karin dan Kintan buru-buru keluar dari dalam mobil saat melihat Kirana keluar rumah bersama Fito membawa koper besar.
"Kamu mau ke mana Kirana?" tanya Karin dengan wajah cemas. Dia tahu anaknya mau pergi dari rumah, hanya ingin mengorek lebih dalam pengakuan wanita itu.
"Rana mau pergi, Ma. Sesuai kesepakatan kita." Kirana menunduk, tidak berani melihat wajah Mama dan Adiknya. Wanita itu malu.
"Rana, mau ke mana kamu?" tanya Pradipta yang kini sudah berada di sisi Karin, di depan anak keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya(Season 2 nya Kawin Paksa) (TAMAT)
Romanslangsung baca yuk. jangan lupa tinggalin jejak ya.