***
Tring!
Ponsel Danu di atas nakas bergetar. Kanaya yang duduk di tepi ranjang menoleh, melihat chat masuk dari nomer baru.
"Mas, ada chat masuk," ucapnya.
"Buka aja, Sayang. Mas lagi seru nonton sama anak-anak, nih!" teriak Danu dari ruang tamu. Selesai makan malam ia menyempatkan berbaur dengan Kania dan Kaanu. Sedangkan Kanaya menyibukkan diri merapikan kamar.
Tangan Kanaya terulur mengambil ponsel.
[Danu, kamu harus tanggung jawab.]
Mata Kanaya membulat. Nomer baru yang entah siapa itu meminta pertanggungjawaban dari suaminya. Pikiran negatif wanita itu langsung bermunculan. Suaminya menghamili wanita lain, kah? Bukannya ia juga sedang berusaha mengandung buat suami dan anak-anak mereka?
"Katanya setia, tapi ada yang minta tanggung jawab," ucap Kanaya sembari menyeka air mata yang tiba-tiba keluar akibat pikiran negatifnya.
Kanaya menaruh ponsel Danu di sisinya. Dadanya sesak. Tubuhnya terasa lemas. Antara percaya dan tidak percaya kalau suaminya itu mendua.
Tring!
[Cepat ke rumah sakit. Dewi kritis. Dia tadi berniat bunuh diri dan itu karena kamu yang mengabaikan dia. Dia sekarang butuh kamu.]
Kanaya mengigit bibir bawahnya. Orang itu menyebutkan nama rumah sakit. Apa ia harus memberitahu suaminya kalau selingkuhannya sedang sakit? Atau menutupi karena tidak mau suaminya peduli dengan wanita lain? Kanaya memijit pelipisnya.
Dewi, Kanaya baru ingat kalau itu adalah nama mantan suaminya. Kembali ia mengingat momen pelukan mereka saat reuni dan hati Kanaya terasa nyeri.
"Sayang," ucap Danu yang masuk. Ia langsung kaget saat melihat Kanaya menangis. Menghampiri, pria itu berlutut dihadapan istrinya.
"Kenapa, Sayang?" tanyanya lembut.
Kanaya menatap Danu sangat tajam. Air mata wanita itu semakin mengalir deras. Pria yang di tatap itu menampakan wajah bingung.
"Malam ini aku mau nginap di rumah Mama."
"Loh, kenapa?"
"Aku nginep di rumah mama dan Mas bisa mikir kesalahan Mas apa." Kanaya menatap ke arah lain. Ia menyeka air mata. Mengepalkan tangan, menguatkan diri untuk tidak pingsan.
"Sayang, ada apa? Kamu kenapa?" Danu memegang tangan Kanaya. Benar-benar bingung dengan sikap istrinya. "Mas ada salah--"
"Ada. Mas bahkan sekarang sedang dalam masalah." Kanaya kembali menatap Danu tajam.
"Masalah apa? Kita bicara bai-baik, ya. Tunggu." Danu berdiri. Dia berjalan ke arah pintu untuk menutup. Sebelumnya bilang sama Kania kalau ngantuk, dia dan adeknya langsung ke kamar aja dan dua anak itu mengangguk setuju. Pria itu kembali menghampiri Kanaya. Namun, matanya membulat saat melihat istrinya sedang memasukkan pakaiannya dalam koper.
"Nay, Sayang. Kamu ngapain." Danu berdiri di belakang Kanaya.
"Untuk sementara aku dan anak-anak mau tinggal di rumah mama. Mas mending urus dulu masalah Mas, setelah itu baru kita urus masalah kita." Kanaya berucap sembari memindahkan pakaiannya.
"Sayang. Ini ada apa? Mas ngga ngerti. Tadi bukannya kita baik-baik saja. Kenapa sekarang--"
"Sekarang baru ketauan kebusukanmu, Mas. Aku ngga nyangka dan sangat amat kecewa. Bilangnya cinta, ngga akan ada perempuan lain selain aku, tapi kenapa kamu menghadirkan orang masa lalu untuk merusak ikatan cinta kita. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya(Season 2 nya Kawin Paksa) (TAMAT)
Romancelangsung baca yuk. jangan lupa tinggalin jejak ya.