42

317 26 1
                                    

***

"Dek, minum susu dulu," ucap Danu sembari duduk di tepi ranjang. Tadi, saat perjalanan pulang, dia menyempatkan diri ke mini market untuk membeli susu ibu hamil dan beberapa cemilan. Danu tau, kalau istrinya suka sekali mengemil saat hamil.

"Makasih, Mas. Kok repot-repot. Aku kan bisa bikin sendiri," ucap Kanaya sembari tersenyum lebar. Dia menaruh ponsel di sisinya dan mengambil gelas susu dari tangan suaminya.

"Mas senang direpotkan kamu."

Kanaya membalas ucapan itu dengan senyuman. Ia sedang menikmati susu coklat yang lezat melewati kerongkongan lehernya.

Tring!

Suara chat masuk dari ponsel Kanaya dan itu membuat Danu langsung menatap ke arah benda pipih yang tergeletak di sisinya.

Kanaya menaruh gelas di atas nakas. Kemudian mengambil ponsel dan menyerahkan pada suaminya.

"Chat dari Danang, mamanya besok ajak aku ketemuan. Kalau ngga percaya baca sendiri."

Danu menatap Kanaya. Senyumnya mereka. Menarik tengkuk istrinya dan mengecup keningnya hangat.
"Lanjut. Mas percaya," ucapnya setelah saling berhadapan lagi.

Kanaya tersenyum. Dalam hati merasa lega karena suaminya telah memberinya kepercayaan.

"Emang besok mau ketemuan di mana?" tanya Danu sembari bergerak untuk berbaring. Dia menarik istrinya supaya berbaring di sisinya.

"Cafe dekat sekolah kakak aja. Jam sembilan, sih. Kan, bisa sekalian jemput." Kanaya memindahkan bantal kepala, menarik tangan Danu, menaruh kepala di lengan kekar suaminya. Kemudian saling tatap dengan jarak dekat.

"Iya. Hati-hati."

"Iya."

"Ya udah, mati tidur atau gimana?" tanya Danu.

Kanaya tersenyum. "Mas kalau udah mau tidur, tidur aja."

"Mas belum ngantuk. Apalagi kalau liat kamu belum tidur, mana bisa mas tidur." Ingin sekali bicara blak-blakan kalau meminta jatah lembur, cuma istrinya tengah hamil muda, pasti memiliki mood yang berantakan. Takut kemauannya tidak dimaukan istrinya. Mungkin memang melayani, tetapi tidak ikut menikmati.

Kanaya membelai pipi Danu sembari tersenyum. "Mas pengen?"

Danu tersenyum. Istrinya sangat peka. Dengan pelan mengangguk, mengiyakan.

"Kalau gitu ayo," ucap Kanaya. Wanita mendekatkan wajahnya semakin dekat ke wajah suaminya. Kemudian mendaratkan kecupan manis di bibir.

***

Danu sedang memeriksa berkas. Hari ini dia akan bertemu klien untuk meeting. Namun, ada suara chat masuk dari ponselnya yang membuat aktifitas memeriksa, berhenti.

"Nomer baru," ucapnya dengan alis bertaut setelah melihat siapa yang mengirim chat padanya.

Dari pada penasaran, Danu membuka chat itu. Membaca. Kemudian kaget. Chat itu dari teman istrinya. Bian.

[Assalamualaikum, Mas Danu. Saya Bian. Bisa kita mengobrol sebentar?] Isi chat itu.

[Waalaikumsalam. Maaf, saya sedang sibuk.] Danu tidak mau mengambil resiko kalau akan emosi saat pria itu membicarakan Kanaya.

[Hanya sebentar, Mas. Ini tentang Kanaya.]

Mata Danu memanas. Kenapa lagi pria itu. Apa yang mau dia bicarakan tentang istrinya?

[Maaf. Saya sibuk.]

Walaupun menolak dan hatinya sangat kesal, Danu masih punya kesopanan dengan mengatakan kata maaf di awal kalimat, setelah itu menaruh ponsel di meja dan kembali membaca berkas-berkas.

Kanaya(Season 2 nya Kawin Paksa) (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang