[2] Miracle Pill Maker Bullies the Boss

384. Bukankah Orang Tua Asuhmu Memberitahumu Mereka Pindah?

Dia pikir itu adalah seseorang dari keluarga Huo, tetapi ternyata tetangga sebelah mereka.

Lu Xia tahu siapa wanita itu dan ekspresi kekecewaan melintas di matanya.

Tetangga itu melirik Lu Xia tetapi tidak langsung mengenalinya. Sebagai gantinya, dia mengambil kuncinya dan membuka pintu untuk masuk. Saat dia hendak menutupnya, dia berhenti.

Dia memandang Lu Xia dan menyadari bahwa dia sedang menunggu seseorang. Dia bertanya pada gadis itu. "Apakah kamu menunggu keluarga Huo?"

Lu Xia menoleh, menatap tetangganya, dan mengangguk.

"Hai. Apakah Anda kerabat mereka? Mereka pindah baru-baru ini, jadi tidak ada yang tinggal di sini lagi,” kata tetangganya.

Lu Xia membuka matanya lebar-lebar. "Apakah mereka tidak tinggal di sini lagi?"

Tetangga itu langsung mengenali suara Lu Xia. "Apakah kamu Xiaxia?"

Lu Xia mengangguk. Dia hanya memiliki satu pikiran di benaknya ketika dia berkata, “Bibi, kamu bilang orang tuaku pindah. Apakah Anda tahu ke mana mereka pindah?”

Bibi di sebelah menggelengkan kepalanya. "Saya tidak tahu." Dia berhenti dan menambahkan dengan santai. "Bukankah orang tuamu memberitahumu ketika mereka pindah?"

Lu Xia mengepalkan tangannya. Untungnya, dia memakai topeng. Kalau tidak, tetangganya akan melihat ekspresi gelisah di wajahnya. Tenggorokannya menjadi kering saat dia menjawab. "Mungkin mereka lupa memberitahuku."

Wanita itu telah mengetahui fakta bahwa gadis kecil keluarga Huo tertukar saat lahir tetapi tidak tahu apa yang terjadi secara detail. Namun, dia merasa aneh bahwa tidak ada yang memberi tahu putri angkat mereka bahwa mereka pindah.

"Kenapa kamu tidak menelepon dan bertanya kepada orang tuamu?" saran bibi.

Lu Xia tersedak dengan sedih sebelum dia mengangguk dan berterima kasih padanya.

Tetangga sebelah menutup pintu tak lama.

Lu Xia bersandar ke dinding dan berjongkok agak lemas. Dia memeluk lututnya saat kata-kata tetangga terus terlintas di benaknya.

Orang tua angkatnya telah pindah.

Namun, mereka bahkan tidak repot-repot menelepon atau mengirim pesan kepadanya dengan alamat baru.

Lu Xia menggigit bibirnya dengan keras. Hatinya dipenuhi dengan kebencian terhadap Song Ning dan Huo Jinyan.

Bahkan jika mereka tidak ingin memberitahunya tentang tempat tinggal baru, bukankah seharusnya mereka setidaknya memberitahunya tentang kepindahan mereka?

Tidakkah terlintas dalam pikiran mereka bahwa putri yang mereka miliki selama lebih dari sepuluh tahun akan mengunjungi mereka? Apakah mereka mencoba memutuskan hubungan dengannya dengan bergerak tanpa mengucapkan sepatah kata pun?

Lu Xia tiba-tiba merasa bahwa dia telah menjadi bahan tertawaan.

Orang tua kandungnya hanya memperlakukannya dengan baik karena dia adalah seorang selebriti dan memiliki nilai bagus di sekolah.

Adapun orang tua asuhnya, mereka membeli mobil mewah dan pindah karena Huo Yao pulang ke rumah sementara putri asuh mereka tidak menjadi apa-apa di mata mereka.

Lu Xia mengeluarkan ponselnya dan memeriksanya lagi. Dia tidak menerima satu panggilan pun atau bahkan pesan teks.

Bibirnya melengkung mencela diri sendiri. Dia perlahan mendorong dirinya ke dinding dan berjalan ke lift.

*

Song Ning dan Huo Yao tidak langsung pulang setelah Song Ning menjemputnya dari sekolah. Sebaliknya, mereka menuju ke restoran untuk makan malam.

Teman lama Song Ning telah meminta untuk bertemu dengan Huo Yao, tetapi dia terlalu sibuk untuk menemukan waktu sejak mereka pindah. Karena mereka bertemu hari ini, dia memutuskan untuk membawa Huo Yao.

Dia baru saja bertemu dengan teman-temannya ketika Lu Xia menelepon, jadi dia tidak mendengarnya berdering dari dalam dompetnya.

Song Ning menolak saran teman-temannya untuk pergi karaoke setelah makan malam. Sebagai gantinya, dia mengucapkan selamat tinggal kepada mereka dan pulang bersama putrinya.

Dalam perjalanan pulang, Huo Yao sedang bermain video game saat dia duduk di kursi penumpang depan ketika dia menerima telepon dari Zhuo Yun.