8

447 77 1
                                    

"Je, punyaku jangan dikasih bumbu minyak, ya."

Alen masih belum selesai mencuci piring. Ya sembilan piring bo, cuci pakai tangan, mending kalau ada dishwasher. Eh, tapi, emangnya Indonesia udah punya dishwasher ya?

Kayaknya kalau budaya patriarki masih kental di Indo, dishwasher nggak bakalan laku deh, EH.

Jayden mengernyit, hampir saja dia menggunting seluruh bumbu basah ke piring milik Alen, soalnya punya dia udah dikeluarin semuanya.

"Lah kan yang enak ya dibumbu minyaknya itu?"

"Emang minyak ada rasanya?"

Sebenarnya, Alen sudah melakukan ini sejak lama; yaitu tidak menaruh minyak bumbu ke dalam mie, mie apa pun. Alasan utamanya sih karena diet. Kalori yang lumayan besar dalam porsi mie selain bahan mie-nya itu sendiri ya bumbu minyaknya. Lagian, rasanya juga sama aja kalau tanpa bumbu minyak. Nggak percaya?

"Ya nggak ada, sih. Beneran nggak mau pake?"

Alen mengangguk mantap. "Kamu kalo mau ya pake aja, pokoknya punyaku jangan."

Akhirnya, bumbu minyak milik Alen dituangkan ke dalam piringnya sendiri. Orang mah bahkan pada bikin gimana caranya bumbu minyak bisa keluar semua dari plastiknya, nah ini perempuan malah nggak mau pake sama sekali.

Ini mereka kayak bagi tugas, yang satu nyuci piring, yang satunya bikin mie.

"Je, kalau ketahuan gimana, Je?"

Alen masih merasa nggak enak. Gimana ya? Ini rumah penghujinya lagi banyak banget, terus cuma mereka berdua doang lagi yang masak mie.

"Cuma makan mie doang, Al, kita bukan lagi ngisep ganja."

Ya kalau tiba-tiba digrebek beneran lagi makan mie gimana?

Akhirnya, mie sudah jadi, Alen juga sudah selesai mencuci piring. Mereka sepakat makan di dapur, duduk di spasi meja dapur yang kosong karena nggak ada bangku. Nggak mungkin juga duduk di lantai.

"Beneran enak nggak pake bumbu?"

Alen mengangguk sembari melahap mie-nya. "Mau nyobain?"

"Boleh?"

"Nggak. Hehehe. Ini."

Alen menyerahkan piringnya agar Jayden bisa menyendok mie miliknya. Kalau dilihat secara kasat mata sih sama aja, tapi kayak kurang mengkilap gitu.

"Gimana? Sama aja, kan?"

Jayden menimbang-nimbang. "Iya, sih. Cuma kayak rada kering gitu, nggak licin."

"Ya namanya juga nggak pake bumbu minyak. Yang penting rasanya sama."

Jayden hanya mengangguk-angguk saja. Tapi, baginya, yang paling enak tetap dikasih bumbu minyak. Titik.

Selesai makan, Alen kembali berinisiatif mencuci piring lagi, soalnya kan tadi yang masak si Jayden.

"Nggak usah, Alen, aku aja. Tadi kamu udah cuci piring banyak banget."

"Aku cuci piringku sendiri aja deh."

Ya nggak enaklah sama yang punya rumah. Udah dimasakin, mie-nya gratis, masa dicuciin pula?

Jayden tidak menyela, membiarkan gadis itu mencuci piringnya sendiri, sedangkan sisa piring kotor beserta pancinya bakalan Jayden yang mencucinya.

"Nah, terus kamu ngapain masih di sini?"

Alen sudah selesai mencuci, sekarang gantian Jayden.

"Aku curiga kamu nyuci cuma pake air doang, nggak pake sabun."

Feelings [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang