26 (bonchap)

163 12 5
                                    

Mau tau apa yang mereka lakuin pas sampai di paralayang?

Betul. Makan lagi.

Ibaratnya, lambung mereka ini punya kontrakan di masing-masing gang. Padahal, tadi duo omnivora ini udah makan banyak jenis jajanan pas di alun-alun Batu. Tapi bagi Alen dan Jayden itu sih namanya cuma nyemil.

Kalau lambung belum kesentil nasi, ya artinya belum makan.

Tapi Alen nggak separah Jayden, sih. Awalnya, Alen juga nggak mau makan lagi. Eh pas ngelewatin jejeran warung di paralayang, bau bumbu indomie instan langsung nyegrak banget ke hidung.

Emang setan banget ini aroma indomie, bikin batal diet.

Siapa coba yang nggak kegoda?

Apalagi, Jayden kalau udah urusan makan pasti langsung maju paling depan. Dia langsung narik tangan ceweknya---ceilah sekarang udah bisa bilang ceweknya---ke arah salah satu warung di sana.

"Je? Kamu mau makan lagi?"

"Emangnya kita udah makan?" balas pria itu dengan matanya yang membulat, seakan-akan telur gulung, takoyaki, pentol korea, bakso goreng, dan sempol yang mereka makan tadi hanya mengotori dinding lambungnya saja.

Akhirnya, mau nggak mau Alen ikutan makan juga. Tapi dia cuma pesan pop mie, sedangkan Jayden jelas dong pesan apa?

Paket komplit, telornya dua pula.

Alen jadi heran sendiri. Padahal pacarnya ini makannya banyak banget, tapi dia nggak kelihatan gemuk sama sekali. Buncit pun juga nggak.

Kok Alen bisa tau kalau Jayden nggak buncit?

Ya taulaaaah. Emangnya pas pelukan di motor, megangnya ke mana?

'Kan dia nggak mungkin cuma megang tekad doang. Hehehehe.

Kenapa? Iri?

Punya pacar dulu sana.

"Je? Kamu makan banyak, lemakmu disimpen di mana sih?"

"Di hatimuuu," balas pria itu sembari membentuk hati menggunakan kedua tangannya.

"Jaka sumbung bawa golok, nggak nyambung---"

"Heeee!" Jayden langsung mencubit bibir Alen sebelum gadis itu melanjutkan kalimatnya. "Cewek cantik ngomongnya harus cantik."

Lo tau nggak rasanya lagi naik kora-kora di puncaknya, terus tiba-tiba dibawa turun ke bawah?

Nah, dada Alen rasanya sekarang kayak begitu setelah mendengar ucapan Jayden.

"Siapa bilang kalau aku mau ngomong gob---"

"Ngomong begitu tak sun ya sampean."

Langsung ciut nih bocah satu, apalagi Alen langsung melipat bibirnya ke arah dalam.

"Emang kamu berani nyosor-nyosor di sini?"

Alen berusaha untuk tetap terlihat biasa aja, berusaha bersikap bahwa ucapan Jayden nggak memiliki efek untuk jantungnya.

Tapi nggak bisaaa! Nggak bisaaa!

Efek Jayden ini bikin jantungnya jadi nggak sehat.

"Ya nggak beranilah," jawab pria itu sembari tertawa. "Tapi bakalan aku jadiin utang kalau kamu beneran ngomong jelek kayak begitu."

Alen langsung mencebik.

Goblok. Goblok. Bego. Goblok, seru para readers (terutama author) yang berharap Alen ngomong jelek.

Ayo, Je, jadiin utang buat Alen, hehehehehe.

"Tapi dari dulu aku nggak pernah gemuk tau, Al. Kayaknya metabolisme aku emang bagus, tapi ini juga karena aku sering olahraga sih. Minggu besok kita CFD-an yuk?"

Feelings [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang