12

423 80 1
                                    

"Ale-ale!"

Alen mendapati rambutnya ditarik sama seseorang, siapa lagi kalau bukan Fredy; yang kebetulan merupakan teman sejak sekolah menengah atas.

"Sakit, Pret!" Alen menepis tangan Fredy. Heran deh, kenapa sih cowok-cowok di sini demen banget mengusilinya? Apalagi Fredy, males banget ternyata dia juga ikut LSO yang sama dengannya. Kayak nggak ada LSO lain aja.

"Lo kagak balik ke Jakarta apa gimana, Le?"

Si kampret ini ternyata baru datang. Di rapat besar kemarin dia nggak ada, kayaknya sih masih di Jakarta. Nggak tahu deh si Yuki itu ngizininnya gimana. Kalau saja si Fredy boleh, kenapa Alen harus balik ke Malang duluan?!

Apa mungkin karena status Fredy yang hanya sebagai staff perkap?

Alen memutar bola matanya. "Baliklah, ya kale. Ngapain gua semedi lama-lama di Malang?"

"Kelar acara mau langsung balik lagi? Jalan yuk, Le!" ajak Fredy.

"Ke mane?"

"Bromo, kek, pantai, kek. Muter-muter aja kita."

"Bonceng tapi ya."

"Lo gua taro di pentil motor tapi."

"ISH!"

"OOY JEJEEE!"

Telinga Alen sampai dibuat pengang gara-gara si Fredy teriak. Berasa banget kayak di hutan.

"Oy!"

Jayden dan Juna menghampiri mereka berdua yang memang hendak berjalan kembali ke gedung graha medika. Tadinya, si Alen memang udah kelar solat duluan, terus ketemu sama Fredy. Baru deh sekarang mereka barengan sama Jayden dan Juna.

Melihat ada Juna, Alen langsung melengos begitu saja. Males banget ngeliat itu manusia satu.

"Lah, ngapa tuh bocah?"

Jayden mengamati langkah Alen yang seperti dihentak-hentakkan, kayak bocah lagi ngambek.

"Biasa, kesel ambek aku," timpal Juna.

"By the way," mereka bertiga kembali melanjutkan langkah. "Kalian ikut social program?"

Jadi, untuk acara yang paling akhir dari NLS yaitu ada social program, kayak program jalan-jalan gitu yang memang dikhususkan buat para delegasi, dan rencananya mau ke Bromo. Kalau panitianya ada yang mau ikut ya silakan. Jujur, Jayden malas, karena jadi panitia aja rasanya bakalan mau mati saking capeknya. Jadi, daripada dia mati beneran, mending nggak usah ikut sekalian. Lagian, ke Bromo masih bisa kapan-kapan.

"Aku sih no."

"Aku juga nggak."

"Iya sih, anak acara pasti pada sekarat pas semuanya kelar," Fredy terkekeh. "Eh, tapi gua ama Alen ada rencana jalan-jalan setelah acara, ya paling setelah dua tiga hari acara selesai."

"Ke mana tuh?" tanya Juna.

"Ya biasa, palingan pantai."

"Berdua doang kalian?" Kali ini Jayden yang bertanya, membuat Juna melirik ke arah temannya itu, lalu dirinya mengangkat sudut bibir.

"Ya kalau nggak ada yang mau diajak mah ya cuma berdua doang," balasnya dengan nada santai.

"Kabarin aja lagi nanti, Dy."

"Oke bro."

Mereka sudah kembali masuk ke ruangan, masing-masing duduk di barisan divisinya. Ternyata, boba yang mereka pesan sudah datang. Jayden dan Juna pun mengambil pesanannya, lalu duduk di kursi yang kosong.

"Mau nggak, Al?"

Iya, salah satu kursi yang kosong ada di sebelah Alen. Kalau Juna sih lagi nggak mau cari perkara dulu sama Alen  Takut nanti mati gara-gara keselek boba. Berabe. Nanti Yuni nggak ada yang nenenin--eh, nemenin. Typo.

"Ha? Enggak," tolak Alen. Ya gimana ya? Minumannya cuma satu tapi malah ditawarin. Kalau beneran mau ya susah--sedotannya.

"Kamu ikut sospro, Al?"

Alen menggeleng, tapi dia nggak noleh ke arah Jayden karena lagi fokus swipe up di layar ponselnya.

"Kelar acara aku udah ada rencana."

"Mau ngapain?"

Barulah Alen menoleh sembari tersenyum gigi. "Hibernasi, hehehehe."

Ya Allah lucu banget si. Mau aku karungin pulang.

Duh. Bahaya, Jeeee! Bahaya! Jaga pandangan!

"Kata Fredy mau jalan-jalan sama dia?"

"Oh itu, nggak tau kapan. Pokoknya nggak mungkin setelah acara banget. Seminggu kemudian paling mah."

Jayden hanya ber-oh ria saja, tidak berniat kembali untuk bertanya.

"Kamu tau dari mana?" Eh malah Alen yang balik nanya.

"Tadi si Fredy sendiri yang ngomong, ngajakin malah."

Alen berdecak. "Ah, dia mah ngomong doang. Paling nggak jadi. Udah hapal."

"Kalian temenan lama?"

Jayden nggak pernah merhatiin, sih. Cuma, Fredy dan Alen kan beda jurusan, begitupun juga Jayden dengan Alen. Fredy dan Jayden di jurusan Pendidikan Dokter, mereka berdua dekat dari situ dan juga karena di LSO. Sedangkan Alen sendiri di jurusan Kebidanan. Makanya agak aneh melihat dua orang itu kelihatan lumayan dekat kalau alasannya bukan dari temenan lama.

Alen mengangguk. "Tapi baru deket banget pas kuliah."

"Oooh."

Jayden melirik ke arah jam di dinding, sekarang udah tepat pukul setengah satu. Dia maju lagi ke depan, mau mulai rapatnya kembali. Dilihat teman-temannya masih di luar, tapi untuk anggota divisi acara udah lengkap semua. Jadi, mending dia mulai sekarang daripada nunda-nunda malah nanti kemalaman selesainya.

***

Rapat kronologi selesai, untungnya sekarang beluman magrib. Semuanya pada beres-beres, entah langsung pulang atau mau jalan dulu. Pas Jayden mau ngomong sama Alen, dia keduluan sama Fredy yang tiba-tiba manggil Alen dari arah belakang.

"Le! Ayo!" ajak Fredy.

Alen dan Jayden sempat menoleh ke arah belakang. Alen hanya mengangguk-angguk saja, lalu menyampirkan tas selempangnya kayak lagi buru-buru.

"Aku duluan ya gais, sampe ketemu besok."

Alen hanya menyempatkan untuk menepuk pelan lengan Jayden sembsri tersenyum tipis, karena memang Jayden yang berada di dekat gadis itu. Setelahnya, dia langsung melesat untuk menghampiri Fredy; pergi keluar secara bersamaan.

"Urung dimulai ae wes onok sing nikung (belum dimulai aja udah ada yang nikung). Uripmu nelongso pol (hidupmu nelangsa amat)."

Ada aja yang berkicau, padahal Jayden nggak ngomong apa-apa. Diem doang daritadi; diem-diem sakit hati maksudnya.

"Opo'o seh?"

Tiba-tiba saja si Bianca dateng, tapi nggak melihat ke arah Juna. Ya ngapain juga, dia kan ke sini mau nyamperin Jayden.

"Jadi kan, Je?"

Jayden hanya mengangguk, lalu menyampirkan tas yang dia bawa. Setelahnya, dia dan Bianca keluar bersamaan; kayak Fredy dan Alen, meningalkan Juna yang hanya bisa menganga.

Ini dia yang salah kaprah atau gimana, sih? Sama-sama saling kasih kode, eh juga sama-sama saling nikung, kayak lagi lomba-lombaan siapa yang bakalan kepancing duluan.

"Jancok arek loro iku."

Maksudnya; si Jayden sama Alen.

Ah! Udahlah! Ngurusin hubungan sendiri aja susah, ngapain ngurusin hubungan orang lain.

***

Feelings [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang