DELAPAN

386K 38.2K 1.8K
                                    

Zara menatap bingung layar dihadapannya, ia telah memilih prodi Kimia sebagai pilihan pertama dan ia bingung harus memilih prodi apa untuk pilihan kedua.

Zara menghembuskan napas gusar, ia melihat jurusan yang tertera.

Entah mengapa jarinya tiba-tiba saja mengklik sebuah prodi di universitas berbeda yang membuat matanya terbelak.

Kedokteran.

Pikirannya langsung tertuju pada Fara, beberapa waktu lalu ia sering berkunjung kerumah sakit karena Adiknya dirawat dirumah sakit, dan hal tersebut berhubungan dengan kedokteran.

"Bismillah aja deh," ucap Zara

Zara sudah mantap dengan keputusannya, akhirnya ia memilih dua prodi tersebut.

"Zara, keluar sayang, ada keluarga Abyan ingin membicarakan sesuatu."

Ah mengapa Abyan lagi? Tiga hari yang lalu setelah hari kelulusannya, Zara bernapas lega karena tidak bertemu dengan Abyan. Mengapa sekarang pria itu muncul lagi?

Zara mengambil jilbabnya, memakainya setelah itu keluar kamar, menemui kedua orangtuanya yang berada diruang tamu bersama kedua orangtua Abyan dan juga Abyan.

"Lagi sibuk?" Tanya Ahmad.

Zara menggeleng kecil, "engga, Bah."

"Sini duduk."

Zara menurut, ia duduk disebelah Ahmad, membuat Ahmad segera merangkul bahunya. Ada apa ini?

"Zara, kamu ingin kuliah kan?"

Zara mengangguk mengiyakan.

"Abyan mengizinkan kamu untuk tetap kuliah."

Kali ini Zara mengernyit bingung, "maksudnya?"

"Ya sebulan lagi kamu dan Abyan akan menikah. Abah, Bunda, Abyan dan kedua orang tuanya sudah membicarakan ini, Abyan mengizinkan kamu untuk tetap berkuliah."

"Siapa yang mau menikah?"

"Kamu Zara, memangnya siapa lagi?"

Dengan cepat Zara menggeleng, "Zara gak mau."

"Loh?"

"Saat Fara meminta kamu untuk menikah dengan Abyan, kamu kan sudah menyetujuinya Zar," ucap Maya

Zara tersentak, ia baru teringat kembali jika ia memang mengiyakan perkataan Fara dikarenakan ia sudah tidak sanggup melihat Fara yang menahan sakit.

"Tapi Bun, itu Zara gak ada maksud apa-apa, Zara cuma gak tega ngeliat Fara kesakitan," jujur Zara.

"Loh, kamu gimana sih? Kamu kan udah berjanji sama Fara, dan janji adalah janji, gak bisa diubah," ucap Maya.

"Walaupun kamu tidak berjanji dengan Fara, Abah tetap akan menikahkan kamu dengan Abyan," ucap Ahmad

"Tapi Zara mau raih cita-cita Zara, Bah," ucap Zara.

"Kamu masih bisa meraih cita-citamu, Abyan mengizinkan kamu berkuliah," ucap Ahmad.

Maya mengusap tangan Zara, "Zara, terima perjodohan ini dengan hati yang ikhlas ya, Bunda yakin kalau kamu dan Abyan akan bahagia."

****

Zara mengerang frustasi, selain memilih prodi kuliah, ternyata ada hal yang lebih membuat frustasi, yaitu menerima perjodohan ini.

Dengan berat hati, Zara harus menerimanya. Selain ia sudah berjanji dengan Fara, Zara juga tidak bisa membantah karena dari awal kedua orangtuanya dan kedua orangtua Abyan sudah sepakat dengan perjodohan ini.

A dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang