Zara terduduk lemas dikursi tunggu rumah sakit, dihadapannya ada empat teman Abyan yang sama khawatirnya dengan dirinya.
Zara menunduk, menangis terisak dengan memegang perutnya, membuat keempat teman Abyan sangat tidak tega melihat keadaan Zara. Sangat terpuruk.
"Zar, sebaiknya kamu juga di periksa, saya yakin mereka pasti sudah melakukan sesuatu pada kamu," ucap Farid.
Zara menggeleng, "Abyan.."
"Abyan sudah dapat penanganan Dokter, kamu juga harus mendapat penanganan Dokter."
"Betul Zara, luka dibibir kamu harus segera dibersihkan, kalau tidak akan infeksi."
Zara tak menyadari jika sudut bibirnya terluka, entahlah melihat Abyan yang luka-luka membuat Zara tak menyadari jika dirinya juga terluka.
"Zara.."
Zara menoleh, mendapati Maya yang datang bersama Ahmad, Zaid dan Sarah.
"Bundaa.."
Zara memeluk erat tubuh Maya, kembali menangis keras dipelukan Maya, sedangkan Ahmad dan Zaid sudah mendekati keempat teman Abyan untuk meminta penjelasan.
"Zara, Abyan akan baik-baik aja, Nak," ucap Sarah menenangkan Zara.
****
Zara telah mengganti pakaiannya, luka di bibirnya pun sudah di tangani oleh perawat, sekarang ia sedang duduk di kursi sebelah brankar Abyan, menggenggam erat tangan Abyan yang terasa sangat dingin.
"Aby, bangun.." bisik Zara
"Aby maafin aku karena udah bikin kamu menjadi seperti ini," lirih Zara.
"Abyan bangun, aku dan dedek bayi nungguin kamu buka mata kamu."
Maya, Sarah, Ahmad dan Zaid hanya bisa memandang Abyan dan Zara dari luar ruangan ICU, karena memang kondisi Abyan masih kritis, Abyan masih harus mendapatkan perawatan di ICU. Dan yang boleh masuk kedalam ruangan ICU hanya satu orang saja.
Zara mengecup tangan Abyan lamat-lamat, setelah itu beranjak dari kursinya, ia tak bisa terus-terusan melihat Abyan yang belum juga sadarkan diri, hatinya terasa sangat sakit.
Zara keluar ruangan, membuat Maya segera menghampiri Zara, ia mengusap bahu anaknya dengan lembut.
"Bun, Zara titip Abyan sebentar ya, nanti Zara kesini lagi."
"Kamu mau kemana, sayang?"
Zara tak menjawab, ia sudah berlalu pergi dari hadapan mereka semua.
Disinilah Zara sekarang, di mushola rumah sakit. Sebisa mungkin Zara menahan tangisnya ketika tengah mengambil wudhu, ia melaksanakan shalat, sebelum duduk dengan mengangkat kedua tangan untuk berdoa.
"Ya Allah.."
Baru mengucapkan itu, air mata Zara kembali turun deras.
"Ya Allah, Zara mohon sadarkanlah suami Zara, Zara gak sanggup ngeliat Abyan yang belum juga sadar."
"Ya Allah, Zara tau Abyan orang yang sangat baik, tapi Zara masih membutuhkan Abyan, jangan ambil Abyan dulu."
"Ya Allah, Zara janji, Zara akan menjadi istri yang baik, Zara gak akan menyia-nyiakan kesempatan lagi, Zara butuh Abyan, Ya Allah."
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan Z
RomanceBagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namanya Zara Nindiatama, ia harus terpaksa menerima perjodohan ini. dirinya bermimpi memiliki pasangan yan...