TIGAPULUH TUJUH

372K 34.5K 4.2K
                                    

Pagi-pagi sekali, Zara harus mandi untuk melaksanakan shalat subuh, karena waktu disini lebih cepat dari pada di Jakarta. Jika disini sudah pukul 4 maka di Jakarta baru saja pukul 3.

Zara keluar kamar mandi dengan tubuh menggigil kedinginan, air di pagi hari ternyata sangat dingin.

Dalam hati Zara merutuki dirinya sendiri, mengapa ia tidak mandi tadi malam saja bersama Abyan.

Melihat Zara yang memakai mukena dengan kedinginan membuat Abyan tertawa kecil.

Abyan mengambil remote AC, ia mematikan AC dan berganti menyalakan pemanas ruangan.

Keduanya melaksanakan shalat Subuh berjamaah, setelah selesai Abyan tak langsung bangkit, seperti biasa ia berdzikir hingga matahari terbit. Sedangkan Zara yang sudah mulai merasa hangat karena memakai mukena, merasakan kantuk kembali. Ia mendekati Abyan, langsung duduk di pangkuan Abyan.

Abyan tak masalah, ia menyangga tubuh Zara dengan tangannya, Zarapun sudah meringkuk di pangkuan Abyan.

"Kenapa kita gak dari dulu aja begini, By. Aku pake segala menentang, tau nikmat begini mah gak akan aku menolak."

Abyan tersenyum kecil, mengusap pipi Zara yang terasa dingin, "gapapa, sebagai pengalaman yang tak terlupakan untuk kita, yang penting sekarang sudah bisa merasakan nikmatnya menikah."

"By.."

"Hmm?"

"Aku sayang kamu."

****

"Aaa Aby, banyak monyet!"

Abyan terkekeh, saat ini mereka tengah berkunjung ke tempat wisata Sangeh Bali Monkey Forest. Tentu saja tempat ini banyak monyetnya.

"Aku mau foto bareng monyet, tapi monyetnya galak gak?"

"Mereka jinak, Zar."

Zara menganggukan kepala, ia mengeluarkan ponselnya dan mendekat pada seekor monyet yang sedang duduk santai.

Zara berjongkok di sebelah monyet tersebut, lalu bersiap foto bersama.

"Ih, lucu banget, gak nakal ya Nyet."

Zara semakin mendekatkan dirinya pada monyet tersebut, tetapi saat tengah berselfie ria, tiba-tiba saja tangan monyet itu memegang kepala Zara, membuat Zara memekik ketakutan dan segera mendekat pada Abyan.

Abyan yang melihat itu tak bisa menahan tawanya, wajah monyet itu tampak bingung karena Zara yang kabur, sedangkan Zara sudah bersembunyi dibalik punggung Abyan.

"Dasar monyet nakal," geram Zara.

"Zar, dia cuma pegang kepala kamu, gak gigit kok."

"Sama aja, kan aku kaget. Kenapa dia gak izin dulu kalo mau pegang kepalaku?"

"Mana bisa dia bicara bahasa manusia, Zara." Abyan mencoba untuk bersabar.

"Ih, udah yuk ganti tempat, udah mau sore enaknya kita mantai, iya gak sih, By?"

Abyan mengangguk saja, "yaudah kita ke Pantai."

"Yeay!!"

****

Bagai gadis kecil, Zara berlari kesana kemari dengan melemparkan pasir pantai. Sedangkan Abyan hanya berdiri memandang Zara yang terlihat sangat bahagia.

"Udah, Zara. Nanti jatuh loh," Abyan mengingatkan.

Bruk!

A dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang