Abyan mengerjapkan matanya ketika mendengar ponselnya yang berdering. Abyan melirik jam yang menunjukkan pukul 2 siang, ia baru saja tertidur 30 menit.
Disebelahnya ada Zara yang juga tertidur. Abyan mengubah posisinya menjadi duduk seraya mengambil ponselnya yang masih terus berdering.
Pian.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumussalam, Ri kita didepan rumahmu nih. Buka dong, panas banget disini."
"Sebentar."
Abyan segera beranjak membukakan pintu, benar saja sudah ada keempat temannya yang terlihat kelelahan.
"Masuk."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Mereka semua masuk kedalam, Abyan segera kembali mengunci pintu. Ia menuju ruang tamu dan diikuti oleh keempat temannya.
"Kenapa gak ngabarin dulu?" Tanya Abyan pada keempat temannya.
"Dadakan, Ri. Tadi aku minta temenin Beni nyari kado untuk istriku, terus ketemu Pian. Akhirnya kita nelpon Farid dan berinisiatif kerumahmu," Jelas Tio.
"Ekhem! Kering sekali ya," sindir Pian.
Abyan menghela napas, ia segera beranjak menuju dapur untuk mengambil minuman. Setelah itu kembali duduk bersama teman-temannya.
"Neng Zara mana?"
Beni segera mengeplak kepala Pian yang berbicara seperti itu, membuat Pian meringis kesakitan.
"Neng Neng, inget bentar lagi mau punya anak!"
"Apa salahnya? Kan Abyan itu Gus, berarti Zara itu Neng!"
"Hah?"
Tio berdecak, "bukan Neng, dodol! Tapi Ning!"
"Nah itu maksudnya."
Abyan hanya menggeleng kecil, "Zara tidur."
"Tidur apa tidur?" Goda Pian.
"Tidur, tidur siang."
Pian mengangguk-angguk, "kirain tidurnya ditidurin."
Beni berdesis tajam, "mesumnya gak ilang."
Farid yang sedari tadi hanya memperhatikan kini mengangkat suara, "Ri, numpang kamar mandi boleh?"
"Mau ngapain, Rid? Jangan-jangan gak kuat sama perbincangan ini dan akhirnya me--"
Beni kembali mengeplak kepala Pian, "otakmu kenapa ngeres banget sih, Yan?"
"Biar saya antar."
Abyan dan Farid beranjak menuju kamar mandi yang berada di sebelah dapur, dekat dengan kamar Abyan dan Zara.
Farid masuk kedalam kamar mandi, meninggalkan Abyan yang menunggunya didepan kamar mandi.
"Abyan.."
Mata Abyan beralih pada pintu kamarnya, knop pintu bergerak menandakan pintu akan dibuka, dengan cepat Abyan berlari menuju pintu, ia membukanya lebih dulu, menampilkan Zara yang masih mengucek matanya, baru bangun tidur.
"Masuk."
"Ih kenapa sih, orang mau ke dapur."
"Masuk, Zara."
Abyan melangkah maju, membuat Zara mundur, setelah itu Abyan kembali menutup pintu kamar.
"Kenapa gak boleh keluar sih? Haus mau ambil minum."
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan Z
عاطفيةBagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namanya Zara Nindiatama, ia harus terpaksa menerima perjodohan ini. dirinya bermimpi memiliki pasangan yan...