ENAMPULUH

279K 34.5K 8K
                                    

Selamat malam Jumat! Sebelumnya baca ini dulu yaa

Banyak banget yang bilang "aturan Syafa aja yang di rajam, jangan Abyan."

Guys, chapter 59 yang aku jelaskan tentang pezina itu termasuk pelajaran Fiqih. Zina itu ada muhsan dan ghairu muhsan, kalau zina muhsan dilakukan sama seseorang yang sudah pernah menikah (hukumannya dera dan rajam) sedangkan ghairu muhsan dilakukan sama seseorang yang belum pernah menikah (hukumannya dera dan diasingkan) jadi itulah kenapa Abyan mendapatkan rajam sedangkan Syafa diasingkan, karena Abyan sudah menikah sedangkan Syafa belum menikah.

Sekian, selamat membaca A dan Z. Jangan lupa siapin tissue!

*
*

Tubuh Abyan diletakkan dibrankar. Rehan dan Najib segera mundur ketika Zara mendekat kearah Abyan. Terlihat Zara menghapus kasar air matanya dan mengusap lembut wajah Abyan.

"By.."

Zara mencoba untuk memanggil Abyan, tetapi tak ada respon. Pria itu benar-benar pingsan.

Salah satu dekan Pesantren sudah menghubungi Dokter terdekat untuk datang, sedangkan Zara masih sibuk mencari stetoskop. Ia yakin pasti ada stetoskop di ruang kesehatan.

Zara membuka semua laci yang berada di ruang kesehatan, dan ia menemukannya. Segera saja Zara memakai earpieces stetoskop tersebut. Zara meletakan diaphragm pada paru-paru dan jantung Abyan.

Detak jantung Abyan sangat lemah, dan pernapasannya pun sama.

"Abyan," panggil Zara lagi dengan mengusap wajah Abyan. Ia membuka kelopak mata Abyan, memastikan jika Abyan masih baik-baik saja.

"Zar.."

Sarah datang dengan membawa pakaian ganti untuk Abyan.

"Sebentar lagi Dokter akan sampai, kamu tolong gantikan pakaian Abyan ya, jubahnya kamu gunting aja, gapapa."

Zara mengangguk, ia mengambil kemeja dan sarung yang Sarah berikan.

"Saya minta semuanya untuk keluar, biarkan hanya Zara yang menggantikan pakaian Abyan."

Dekan Pesantren dan beberapa santri yang berada di ruang kesehatan segera keluar.

"Mas Najib," panggil Zara ketika Najib hendak ikut keluar.

"Iya, Ning?"

"Tolong bantu Zara."

Najib mengangguk, ia menutup pintu ruangan dan membiarkan Zara lah yang menggunting jubah Abyan.

"Mas Najib, tolong miringkan tubuh Abyan. Zara ingin mengobati punggung Abyan."

Najib mengangguk, ia memiringkan tubuh Abyan sehingga Zara bisa membersihkan darah yang berada di punggung Abyan.

Zara mengelap punggung Abyan dengan hati-hati, setelah itu memberikan alkohol dan obat merah.

"Mas, boleh tolong bantu dudukkan Abyan?"

Najib mencoba merubah posisi Abyan menjadi duduk, membuat Zara dengan cepat memakaikan kemeja pada tubuh Abyan.

Setelah itu Zara memakaikan Abyan sarung untuk menutupi kaki Abyan, karena pria itu hanya memakai celana pendek selutut.

"Terima kasih, Mas Najib."

"Nggih, Ning."

Tok tok tok..

A dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang