Zara meringis pelan ketika merasakan kakinya yang sudah sangat sakit, membuat Abyan yang berada disebelahnya pun menoleh.
"Kenapa?"
"Sakit, gak biasa pake sepatu hak-hak begini."
"Lepas aja."
Zara terkejut, "terus gue nyeker?"
Abyan berlalu, menuju Sarah yang tengah berbincang bersama temannya, terlihat Abyan membisikan sesuatu pada Sarah, dan Sarah sempat melirik Zara sebelum berlalu.
Tak lama Sarah datang dengan membawa sepatu sandal, memberikannya pada Abyan.
Abyan pun kembali menghampiri Zara.
"Pakai," ucap Abyan dengan menyerahkan sepatu sandal tersebut pada Zara
Zara tak menolaknya, terlihat sepatu sandal itu sangat sederhana yang mana kakinya tidak akan tersiksa lagi.
Zara melepas heelsnya, lalu mengganti menggunakan sepatu sandal.
"Nah, gini kan enak," gumam Zara.
Zara menoleh pada Abyan dengan mendongakkan kepalanya, "yah, gue makin pendek di sebelah lo."
Abyan ikut melirik Zara, "siapa suruh kecil."
"Loh? Siapa suruh Om-Om? Tinggi gue itu 170, udah melebihi rata-rata tinggi anak SMA, lo nya tuh ketinggian," ucap Zara.
"Bawel," gumam Abyan.
Mendengar itu mata Zara terbelak, "apa lo bilang? Gue bawel?"
Abyan hanya mengangguk santai.
"Ih, lo bener-bener Om ngeselin ya!"
Baru saja Zara ingin memukul bahu Abyan, tetapi ia urungkan karena mendengar ada seseorang yang menyapanya.
"Zara.."
Zara menoleh, tubuhnya seketika mematung melihat pria dihadapannya, pria itu tersenyum kecil pada Zara, lebih tepatnya senyum yang mengandung kesedihan.
"Hans.." lirih Zara.
Padahal, Zara sengaja tidak mengundang Hans dikarenakan ia tidak ingin melihat pria itu hadir disini, itu akan membuat hati Zara sakit, seperti sekarang.
"Selamat ya," ucapnya pelan.
Zara menunduk, tak sanggup menatap Hans. Berbeda dengan Abyan yang mengernyit bingung, ia seperti pernah melihat pria dihadapannya ini, tapi dimana?
"Zar, jangan nangis," ucap Hans.
Tangan Hans terangkat hendak mengusap kepala Zara, tetapi ia urungkan ketika melihat tatapan Abyan yang penuh intimidasi padanya.
Hans kembali memaksakan senyum, kini beralih menatap Abyan, "selamat, jaga Zara."
"Zar, aku pulang."
Hans berlalu dari hadapan mereka berdua, membuat airmata Zara semakin terjun bebas. Melihat itu, Abyan mengambil tisu yang berada di meja sebelah kursi pelaminannya, memberikan pada Zara.
"Hapus airmatanya," ucap Abyan datar.
****
Setelah menerima tamu undangan yang cukup banyak, Zara dan Abyan bernapas lega karena sehabis ini mereka bisa beristirahat.
Tetapi sebelum mereka kerumah pribadi milik Abyan, mereka harus kerumah orangtua Zara terlebih dahulu untuk mengambil barang-barang Zara.
"Zara, tunggu disini aja, biar Bunda yang ambil kopermu," ucap Maya.
Maya segera berlalu menuju kamar tamu untuk mengambil koper Zara, karena memang kemarin Zara sudah menyiapkan kopernya dan menaruhnya di kamar tamu, agar ia tidak sulit mengambil kopernya dikamarnya yang berada di lantai atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan Z
RomanceBagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namanya Zara Nindiatama, ia harus terpaksa menerima perjodohan ini. dirinya bermimpi memiliki pasangan yan...