EMPATPULUH EMPAT

305K 33.6K 2.7K
                                    

"huek!!"

Zara mengikuti Abyan yang berlari menuju kamar mandi. Sesampai di kamar mandi, Abyan berjongkok didepan kloset, memuntahkan semua isi makanannya yang baru saja ia telan.

"By, kamu gapapa?" Tanya Zara dengan memijat-mijat tengkuk Abyan.

Abyan menggeleng kecil, ia membasuh mulutnya di wastafel setelah itu menghadap Zara, menjatuhkan kepalanya di bahu Zara.

"Maaf, sayang. Makanannya aku muntahin lagi."

"Gapapa, kita ke kamar aja yuk," Zara menuntun Abyan yang terlihat sangat lemas menuju kamar.

Sesampai di kamar, Zara mendudukan Abyan di tepi ranjang, membuat pria itu segera memeluk pinggang Zara dengan kepala yang ia dongakkan sehingga bisa menatap wajah Zara.

"Kenapa sayang?" Tanya Zara lembut dengan mengusap wajah Abyan.

"Jangan kemana-mana, disini aja sama aku."

"Iya, By."

Abyan tersenyum senang, ia beralih menatap perut Zara yang tepat berada dihadapannya, memberikan kecupan-kecupan kecil pada perut Zara.

"Jangan sakitin Umma ya sayang, gapapa biar Abba aja yang mual-mual seperti ini."

"Jangan dong, nanti kalau Abi mual terus, gak bisa beraktivitas seperti biasa," sahut Zara.

"Bisa, sayangku."

Abyan menarik Zara agar duduk dipangkuannya, ia merengkuh tubuh Zara, matanya menatap dalam mata Zara. Zara yang ditatap seperti itu mendadak salah tingkah.

"Zar, aku cinta kamu karena Allah."

****

Hari ini Zara kembali ke kampus, walaupun harus dengan Abyan yang merengek tak memperbolehkan Zara kuliah. Entahlah, Abyan menjadi sangat manja pada Zara.

Zara datang pagi-pagi sekali ketika kampus masih sepi, ia segera menuju kelasnya, duduk disana dan langsung membuka buku catatannya. Zara akan memanfaatkan waktu untuk membaca materi sebelum 30 menit lagi kelas dimulai.

Teman-teman kelas Zara mulai berdatangan, saat mereka memasuki kelas, mereka memandang Zara dengan sinis.

"Zar, lo beneran hamil?" Seorang perempuan teman kelas Zara bertanya.

"Kenapa?"

"Lo hamil diluar nikah?"

"Ya engga lah," jawab Zara tak terima.

"Oh, lo married by accident ya?"

Zara mengernyit tak suka, "engga, nyet! Gue punya suami, udah nikah dari sebelum masuk kuliah."

"Zara.."

Zara menoleh, mendapati Dekan Fakultasnya yang berdiri di depan pintu kelasnya, bersamaan dengan masuknya seorang Profesor yang akan mengajar saat ini.

"Setelah selesai kelas, kamu diminta untuk keruang Rektor."

Semua mata langsung tertuju pada Zara. Wanita itu dipanggil oleh Rektor kampus?

"Baik, Pak."

Dekan Fakultasnya pamit undur diri, Profesor pun memulai kegiatan kelasnya. Sedangkan Zara masih mematung, Zara tahu jika ia salah besar karena sudah menutupi statusnya, sehingga Rektor Kampus pun sudah turun tangan.

A dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang