DUAPULUH

387K 38.6K 4.8K
                                    

Tengah malam, Abyan bangun lebih dulu. Zara masih tertidur dipelukannya dengan tubuh yang semakin rapat dengan Abyan.

Suhu tubuh Zara sudah sangat menurun, bahkan sudah kembali normal. Abyan melihat banyaknya peluh di dahi Zara, pasti karena saat ini kamar mereka tidak menyalakan AC.

Abyan mengusap peluh di dahi Zara, matanya fokus menatap pahatan wajah Zara yang terlihat sangat cantik. Alis yang tebal, hidung mancung, bibir ranum dan pipi yang sangat lembut.

Tiba-tiba saja Zara menggeliat, ia melepaskan pelukannya pada Abyan dan mulai mengerjapkan mata, membuat Abyan segera mengalihkan pandangannya.

"Abyan.."

Lirihan Zara membuat Abyan kembali melirik gadis itu, Zara tengah tersenyum menatapnya.

"Kapan pulang?"

"Semalam."

"Kok panas? AC nya mati ya?"

Zara mencoba untuk menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan Abyan, tetapi saat ia melirik kedalam selimut, mata Zara terbelak sempurna.

"Zar, maaf."

Zara tak berani menatap Abyan, ia sangat malu. Alhasil dirinya merapatkan kembali selimut pada tubuhnya.

"Semalam kamu.."

"Kenapa kamu ngelakuin ini, By?" Tanya Zara dengan suara sedih.

"Kalau kamu emang ingin hak kamu, bisa bilang baik-baik kan? Bukan malah memperkosa aku," lanjut Zara serak.

Abyan mengernyit bingung, "memperkosa?"

Kini Zara menatap wajah Abyan, dipelupuk matanya sudah terkumpul air mata yang siap terjun dalam sekali kejap saja.

"Apa yang semalem kamu lakuin?"

"Kamu salah paham, Zar."

"Salah paham apa? Buktinya aku dan kamu gak pakai baju, kamu perkosa aku kan?"

Abyan mengerang frustasi, Zara sudah menangis terisak persis seperti gadis malang yang habis diperkosa oleh pria jahat.

"Semalam kamu sakit, ngigau, menggigil kedinginan, saya udah mencoba peluk kamu agar kamu hangat, tapi belum cukup, baju kamu juga basah karena keringat dingin kamu. Akhirnya saya membuka baju kamu agar tidak sakit dan mencoba skin to skin, alhasil demam kamu sudah turun seperti sekarang."

"Coba kamu ingat lagi."

Zara menghentikan isakannya, ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Memang ia tak merasakan Abyan melakukan hal tersebut pada dirinya, dan Zara teringat jika semalam memang dirinya menggigil kedinginan.

Detik berikutnya, Zara kembali menangis. Kali ini lebih keras dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, bahkan juga wajahnya.

"Hey, Zara. Kamu kenapa?" Tanya Abyan khawatir.

"Maluuuuu!!" Pekik Zara.

****

Abyan duduk dipinggir ranjang, dengan semangkuk bubur yang berada di tangannya, ia menatap Zara yang tengah duduk bersandar di kepala ranjang dengan kepala yang tertunduk.

"Hari ini gak usah ke kampus dulu, biar saya yang telpon Profesor kamu untuk meminta izin."

"Aaa.."

Zara membuka mulutnya ketika Abyan menyodorkan sesendok bubur.

"Kamu gak kerja?"

A dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang