LIMAPULUH TUJUH

301K 34.3K 9K
                                    

Zara tersenyum kecil melihat antusias Maya yang tengah menggendong Arshaka, disebelah Maya ada Ahmad yang ikut mengajak Arshaka bersenda gurau.

"Zar, setelah dua minggu kamu di Pesantren, dua minggu kamu dirumah Abah dan Bunda ya. Setelah itu baru boleh pulang kerumah," ucap Maya.

"Zar, Bunda gemes banget sama Arsha. Setelah ini kasih cucu lagi ya untuk Bunda," lanjut Maya.

Zara terkekeh mendengarnya, begitupun dengan Abyan. Pria itu tengah memasukan barang-barang milik Zara yang dibawa kerumah sakit.

"Nifas aja belum selesai, udah mikirin cucu lagi, Bun," ucap Zara.

"Iya, kan nanti setelah Arsha 2 tahun atau 3 tahun. Mau ya?"

"InsyaAllah, Bun. Kalau Allah menitipkan amanah-Nya lagi, Abyan dan Zara tentu akan senang dan bahagia," ucap Abyan.

Hati Zara menghangat mendengar ucapan Abyan, ia mengusap pipi Abyan dengan lembut dan mendekati Abyan. Memeluk tubuh Abyan dari samping.

"By.."

"Iya?"

Zara mendekatkan bibirnya pada telinga Abyan, "i love you, my husband."

****

Lantunan shalawat Badar terdengar saat Abyan dan Zara memasuki area Pesantren. Keduanya turun dari mobil yang Abyan kendarai, begitupun dengan Ahmad dan Maya yang ikut turun.

Abyan menggenggam tangan Zara untuk dibawanya kedalam Pesantren, sedangkan Maya menggendong cucunya dan dijaga oleh Ahmad.

"Ning Zara!!"

Zara menoleh ketika mendengar pekikan tersebut, ia melambaikan tangan pada Zainab dan teman-temannya yang sedang melambaikan tangan untuknya.

"Marhaban anakku, menantuku, dan cucuku."

Abyan dan Zara menyalami tangan Zaid dan Sarah secara bergantian. Maya memberikan alih Arshaka pada Sarah, membuat Sarah sangat senang.

"MasyaAllah, Arsha."

"Byan, Arsha benar-benar mirip kamu saat kamu masih bayi."

"Yakan Caka anaknya Abyan, Ummi. Masa mirip tetangga," gurau Zara yang mengundang tawa mereka semua.

"Terima kasih, Nak. Karena kamu sudah memberikan penerus untuk keluarga ini," ucap Zaid dengan mengusap kepala Zara.

"Sama-sama Abi, Zara hanya melakukan apa yang seharusnya seorang istri lakukan, Bi."

"Anak Abah sudah dewasa," ucap Ahmad dengan mengecup pucuk kepala Zara.

****

"Arshaka Nizama Atharrazka bin Abyan Khayri Atharrazka bin Zaid Al-Harits bin Abdurrahman Hafidz. Penerus ketiga Pesantren Darussalam setelah Saya Zaid dan anak saya, Abyan."

Zara tak bisa menyembunyikan senyumnya saat mendengar Zaid yang berbicara lantang diatas mimbar dengan menggendong Arshaka.

"Arshaka akan menjadi bagian besar dari Pesantren Darussalam."

Setelah mengatakan itu, Abyan membawa Arshaka mengelilingi dekan Pesantren dan santriwan untuk mencukur sedikit rambut Arshaka. Sedangkan Zara hanya menunggu saja bersama Sarah dan Maya.

"Caka abis ini di botakin ya," gemas Zara ketika melihat rambut Arshaka yang sudah tak karuan bentuknya.

"Iya, habis ini di cukur," ucap Abyan.

A dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang