ENAMPULUH DUA

307K 34.7K 12.2K
                                    

Ekhem! A dan Z up lagi nich. Siap dengan chapter 62?

*
*

Zara memejamkan matanya menikmati sapuan lembut jemari Abyan di wajahnya. Ia tengah berbaring di sebelah Abyan dengan memeluk pinggang Abyan. Zara sangat merindukan Abyan.

"Zar.."

"Hmm?" Gumam Zara masih dengan mata terpejam.

"Semalam gak tidur ya?"

"Gak bisa tidur, cuma 2 jam aja itu pun gak nyenyak."

"Kenapa?" Tanya Abyan.

"Kepikiran kamu, aku takut kamu seperti kemarin sore lagi. Semalem aku mau kerumah sakit tapi aku gak bisa tinggalin Caka."

"Aku kangen Shaka," ucap Abyan.

"Makanya cepet sembuh biar bisa ketemu Caka lagi."

Abyan tersenyum kecil, ia mengecup kening Zara lamat-lamat, "sebelum aku sadar, aku seperti ada di sebuah tempat gak berujung, semuanya cuma putih aja."

Zara membuka matanya, ia menatap wajah Abyan lekat-lekat.

"Aku menemukan sebuah cahaya, aku pikir itu jalan keluar. Saat dua langkah lagi aku mau masuk kedalam cahaya itu, aku mendengar suara kamu."

"Sayang, bangun. Aku disini, aku dan Shaka butuh kamu. Suamiku, aku mohon kembali, ya Rabb.."

"Aku berlari mencari suara kamu, tiba-tiba aku terjatuh dan semuanya menjadi gelap, setelah itu aku gak ingat apapun lagi."

Tanpa sadar, air mata Zara sudah menetes. Wanita itu tetap menatap wajah Abyan, hatinya terasa sakit.

"Maafin aku," lirih Zara, ia memeluk erat tubuh Abyan, menangis terisak di bahu Abyan.

"Hey, jangan nangis sayang. Aku udah kembali, Allah masih memberikan aku kesempatan untuk membimbing keluarga kecilku."

"By, maaf. Aku bener-bener gak bisa berpikir jernih saat itu. Aku terlalu kaget ngeliat kamu seperti itu sama dia, karena selama ini kamu gak pernah macem-macem, maka dari itu kemarin aku bener-bener hancur dan mengambil keputusan begitu cepat. Kamu gak bersalah, tapi kamu didera, kamu dihina warga Pesantren, bahkan saat itu aku membenci kamu."

"Sayang, gapapa. Sekarang aku udah baik-baik aja."

"Kamu terlalu baik, tadi aku hampir aja bunuh Syafa, aku mencekik dia, untung aku masih bisa sadar, aku gak mau dosaku bertambah karena udah membunuh orang, walaupun orang itu emang bersalah."

Abyan tersenyum kecil, "jangan memiliki dendam dengan orang lain, Zar. Biarkan Allah yang membalas. Kamu percaya kan setiap perbuatan pasti ada akibatnya?"

Zara mengangguk kecil.

"Kamu tau kisah Nabi Yusuf yang di fitnah?"

Zara kembali mengangguk.

"Kalau kisah Sayyidah Aisyah yang difitnah selingkuh, tau?"

Kali ini Zara menggeleng tak tau.

"Aku mengamalkan sikap Sayyidah Aisyah yang terkena fitnah selingkuh, sikap sabar Sayyidah Aisyah. Mau diceritain kisahnya?"

"Mau."

"Setiap kali peperangan pasti Rasulullah membawa 1 istrinya untuk ikut, dan saat itu Sayyidah Aisyah lah yang ikut. Saat di perjalanan pulang ke Madinah, mereka berhenti di tempat istirahat. Saat berhenti untuk yang kedua kalinya, Sayyidah Aisyah tertinggal rombongan, disana Sayyidah Aisyah menunggu Rasulullah menjemput, tapi rombongan gak menyadari kalau Sayyidah Aisyah tertinggal."

A dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang