Zara terduduk dilantai yang dilapisi karpet bulu, kepalanya ia taruh di pangkuan Maya yang sedang duduk diatas sofa.
"Bunda, terima kasih udah melahirkan Zara dan Fara."
Maya dan Ahmad tentu saja terkejut, berbeda dengan Abyan yang melihatnya dengan senyum tipis dibibirnya.
"Zara tau, Zara belum bisa menjadi anak yang baik, Zara masih sering ngelawan Bunda dan Abah, Zara belum bisa menjadi Kakak yang baik untuk Fara, Zara masih banyak kesalahan, pernah menyakiti hati Bunda dan Abah, Zara juga pernah dekat dengan laki-laki yang seharusnya gak Zara lakuin."
"Maafin Zara, Bun. Zara minta maaf atas kesalahan Zara sama Bunda selama ini."
Maya mulai mengerti, tangannya terangkat untuk mengusap kepala Zara yang berada di pangkuannya.
"Bunda tau, sayang. Bunda tau kalau kamu anak Bunda yang sangat baik."
Zara mengangkat kepalanya, membuat Maya segera menghapus air mata Zara yang berada di wajah gadis itu.
"Terima kasih, Bunda. Terima kasih karena udah mempertaruhkan nyawa Bunda untuk melahirkan Zara dan Fara, terima kasih udah merawat dan mendidik Zara dengan baik, Zara sayang Bunda."
Maya tak bisa menahan untuk tidak memeluk putrinya, ia merengkuh Zara kedalam pelukannya, memeluk anak sulungnya dengan erat.
Melihat itu, tak terasa air mata Ahmad menetes. Dirinya sangat terharu melihat dan mendengar semua penuturan Zara.
****
Saat ini Zara tengah membuat kue bersama Maya di dapur, sedangkan Ahmad dan Abyan sedang berbincang mengenai bisnis di ruang keluarga.
Maya tersenyum melihat Zara yang terlihat sangat serius mendekor kue, Maya baru saja memberikan resep andalannya dalam membuat kue, tentu resep itu akan Zara pelajari dan praktikan sendiri nantinya.
"Zara, boleh Bunda bertanya?"
"Boleh, Bun. Tanya apa?"
"Maaf kalau Bunda menanyakan hal ini, tetapi Bunda ingin tau sejauh ini bagaimana hubungan kamu dengan Abyan?"
"Alhamdulillah, semuanya baik, Bun. Abyan juga baik, gak pernah marah sama Zara."
Maya tersenyum lega, "alhamdulillah."
"Ehm, Zar. Boleh Bunda tanyakan hal lain?"
Zara mengangguk tanpa ragu.
"Apa kamu udah memberikan hak Abyan?"
Buah ceri yang berada ditangan Zara terjatuh begitu saja diatas kue yang sedang di dekorasi. Zara mematung mendengar pertanyaan Maya.
"Belum, Bun."
"Kenapa, Zar? Hampir 3 bulan kamu menikah sama Abyan, kenapa kalian belum melakukan apa yang seharusnya udah kalian lakukan?"
Zara menghela napas pendek, ia menundukan wajahnya.
"Abyan belum mencintai Zara, Abyan pernah bilang kalau dia gak akan menyentuh Zara sampai dia udah cinta sama Zara. Maka dari itu kami belum melakukan itu."
"Tapi kamu cinta sama Abyan, kan?"
Zara mengangguk samar, membuat Maya segera memegang kedua bahu Zara.
"Berusahalah, Zar. Berusaha untuk membuat suamimu cinta sama kamu, kamu gak ingin kan kalau Abyan menyukai gadis lain?"
Tentu saja Zara tak ingin, ia menggeleng keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan Z
RomanceBagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namanya Zara Nindiatama, ia harus terpaksa menerima perjodohan ini. dirinya bermimpi memiliki pasangan yan...