04. Gimpo

1K 165 42
                                        

Felix terus mengulang perkataan yang sama, "Jangan tinggalin dedek, nda dedek mau ditinggal." bersamaan dengan air mata yang mengalir deras dari matanya.

Minho juga tak tega jika seperti ini pemandangannya. Ia sudah memikirkan berulang kali dan hasilnya tetap sama. Ia merasa tak pantas, mulai dari kebohongan, caranya mengasuh Felix, yang bahkan kadang tak sengaja berlaku kasar pada Felix.

Berakhir dengan Felix yang digendong paksa oleh Eunbyeol agar Minho bisa pulang. Felix menangis tersedu-sedu, tubuhnya tak ingin diam guna bisa terlepas dari gendongan wanita asing yang tak ia kenali.

"Kakak minta maaf ya, dedek."

•••

Flashback on.

"Mabuk terus kerjaannya. Keluarga gak diurus." Sindir Chan pada ibunya.

Areum tak menghiraukan, ia sibuk meneguk soju yang bersampulkan botol hijau itu. Ia sudah menghabiskan sekiranya 2 botol soju sedari tadi.

"Sejak kapan saya punya keluarga yang hancur seperti ini, Chan? Sejak kamu ada? Atau saat Lix lahir? Atau memang sudah hancur sebelum saya memulai semuanya?" Ucap wanita mabuk itu.

Chan menundukkan kepalanya, ia pun tak tahu mengapa semuanya bisa berantakan seperti ini. Kalau bisa memilih, dirinya ingin kembali saat masa kejayaan keluarganya baik-baik saja.

Areum meneguk soju itu lagi, "Kamu tau jawabannya? Adikmu, anak haram itu."

Bruk!

1 botol soju itu berhasil dijatuhkan ke arah ibunya, "Gak sopan, kamu yang buat, kamu yang lahirin. Bersyukur dikasih keturunan."

Areum tertawa kecil, mendengar perkataan anak tertuanya itu. "Dia hidup bikin saya susah, obatnya mahal, kamu mau kasih uang? Dikit-dikit sakit, nangis, cengeng. Apa yang harus saya syukuri?" Tanya nya.

Chan kembali terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Pandangannya teralih, melihat Felix yang tengah mengintip dari balik pintu.

"Buang aja dia. Kasih ke panti kek, pengemis kek, terserah kamu. Saya gak mau liat dia di rumah ini." Lanjut wanita itu.

Kakak tertua itu buru-buru membungkam mulut ibunya, memberi isyarat bahwa ada Felix di sana. Areum menepis tangan itu,

"Nguping aja kerjaan mu, sadar diri. Dasar anak tolol."

Flashback off.

•••

Baru satu hari setelah Minho meninggalkan Felix di panti asuhan. Dalam satu hari itu juga Minho sibuk memikirkan apakah keputusan yang ia ambil ini benar atau tidak.

Apakah dirinya akan menyesal suatu saat nanti? Ah, Tuhan benar-benar mendengar doanya. Ini seperti karma karena Minho tak pernah bersyukur atas apa yang sudah ia miliki.

Bukan berarti juga kehadiran Felix menjadi sebuah musibah, Minho hanya berpikir bahwa Tuhan tak ingin dirinya merasa paling sempurna di antara manusia lain.

Keluarga Felix membuangnya ke semak-semak sedangkan Minho membuangnya ke panti. Itu tak sebanding, kan? Masih mending dirinya memberikan tempat tinggal yang layak.

[√] Sunshine. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang