{Revisi} • Beberapa part di unpub sementara untuk perbaikan.
"Dan untuk kesekian kalinya kakak bilang, dedek berhasil jadi mentari kakak yang paling cerah sekalipun dengan cara yang berbeda. Rest In Peace, dedek."
- Lee Minho.
- siblings, brothersh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*twt beberapa hari sebelum koma.
•••
Changbin datang, lagi-lagi mendapati temannya tertidur sambil menggenggam tangan Felix disana. Changbin tak sendiri, ia bersama Chan disana.
Tak ingin mengganggu, mereka memutuskan untuk kembali keluar dan mencari udara segar untuk malam ini. Terhenti pada cafeteria rumah sakit, mereka akhirnya duduk disana untuk bersantai.
"Gue juga cape, bin. Berjuang buat hidup kayak susah banget. Tapi waktu gue coba buat istirahat juga ngga bisa, Felix selalu butuh gue."
"Di sisi lain juga gue ngga mungkin nyalahin Felix, ngga ada yang minta dilahirin dengan penyakit." Sambung Chan.
"Udah, salah kita yang kurang jagain adek lo. Bisa-bisanya kelepasan konsumsi obat antidepresan." Changbin berusaha menghentikan perkataan itu.
Bagaimanapun, apa yang dikatakan Chan sedikit tak bisa Changbin terima. Kesannya, seperti menyalahkan Felix secara tidak langsung.
Hening disana, keduanya tenggelam pada pikiran mereka masing-masing. Terpuruk dengan kejadian beberapa hari lalu saat Felix dinyatakan koma.
Tak ada lagi yang tersenyum cerah disetiap pagi, tak ada yang memanggilnya dengan sebutan
'Kak Abin! Kak Chan!'
Terkadang suara itu bergema dalam gendang telinga keduanya. Walau suaranya yang berat sedikit tak sinkron dengan wajah dan sikap manisnya, tetap saja terkesan lucu.
Felix is the real sunshine.
Tak ada yang membatah pernyataan itu. Semuanya senang ketika Felix senang, begitu pula sebaliknya.
Sudah selarut ini, sekitar pukul 10 malam. Changbin melihat masih ada beberapa anak kecil yang bermain disekitar cafeteria. Bukannya sudah waktunya beristirahat?