14. Hari yang panjang

602 104 27
                                    

Hari ini Felix memutuskan berangkat sekolah sendiri, ia menolak untuk diantar oleh Minho ataupun yang lainnya. Karena, merasa dirinya sedang tak enak badan.

Ia pikir terlalu banyak leha-leha beberapa hari terakhir, mungkin sedikit berjalan dari rumah ke sekolahnya bisa membuatnya sedikit membaik.

"Vitaminnya-"

"Udah, ditas." Potong Felix.

Minho mengangguk paham, "Hati-hati ya, kalo pulang gak ada yang anter telfon kakak aja."

Yang lebih muda mengiyakan, Felix segera pergi dari pekarangan rumahnya menuju sekolah. Sedikit terpikir, sudah sekitar dua minggu sejak ia menemui Jeongin, temannya Hyunjin itu. Ia merasa sedikit merindukan adik kecil itu.

Felix bukan tipikal orang yang suka berteman dengan banyak orang, trauma tentang masa lalunya masih membekas. Ia takut beberapa orang hanya ingin mendekatinya untuk membully. Tapi Jeongin, ia kira pantas untuk dianggap teman dekatnya.

"Pulang ini ajak kak Hyunjin kali ya nemuin dia." Ujarnya.

Kak Hyunjin 💞

"Kak, hari ini masuk?"

"Ayo pulang bareng."

Last seen nya menunjukkan pukul 2 malam kemarin, Felix menatap layar ponselnya heran. Apa yang dilakukan Hyunjin semalam itu.

Ia terus melanjutkan langkahnya dengan senyuman, hari ini suasana hatinya terasa lebih baik dari biasanya.

"Mentarinya cerah banget ya, kapan aku bisa secerah itu. Tungguin ya, kapan- kapan aku gantiin kamu nerangin seisi bumi."

"Mama? Apa kabar ma, aku disini sehat loh. Mama masih gak mau nemuin aku ya?"

Sedikit monolog Felix ucapkan, hitung-hitung mengeluarkan semua keluhannya pada sang mentari. Terakhir ia berbincang dengan langit dan mentari juga sudah sangat lama. Biasa ia melakukan itu hanya untuk menyapa ibunya diatas sana.

"Mama bener ya, hidup aku jauh banget dari kata sempurna. Kalo aku terus-terusan gak minum obat, gapapa kan? Aku juga udah mulai capek sama semuanya."

•••

Jisung memasuki kelas milik Hyunjin, 12 IPS 1. Mencari keberadaan temannya yang ternyata tak berada disana.

"Misi kak, Hyunjin belum dateng?" Tanya nya pada teman sekelas Hyunjin.

"Gak sopan, gue punya nama. Yeji." Celetuk perempuan itu.

Jisung sedikit menghela nafasnya, "Sorry, kak Yeji. Gue nyari kak Hyunjin ada?" Jelasnya.

"Adeknya yang mana lagi lo? Gak ada, kayaknya absen lagi hari ini."

Jisung mengangguk paham, "Bukan elah, gue temennya, ogah juga jadi adek-adekan dia. Gue nyari ada keperluan."

"Eh, lo bukannya sekelas sama si Lix itu ya? Dia masuk?" Tanya Yeji.

"Chairmate gue, iya Felix. Dia mah pasti masuk, belum dateng aja tadi."

Yeji mengangkat kedua alisnya, ia segera menarik ponsel yang lebih mudax mengutak-atik ponselnya, "Kontak gue, kalo dia masuk kabarin."

Jisung mengernyitkan dahi, namun akhirnya mengiyakan saja permintaan kakak kelasnya itu. Tak ingin ambil pusing, Yeji suka memperbesar masalah yang kecil.

[√] Sunshine. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang