"Bunda, Minho pulang." Panggil Minho dari depan pintu masuk.
Haneul yang mendengar itu langsung menghampiri pintu masuk, "Aaa~ Nak Abin ada disini, peluk dulu ayoo! Bunda kangen."
Changbin terkekeh pelan, "Kangen bunda juga." Ucapnya sebelum akhirnya Haneul memeluk tubuh kekar itu.
"Mulai deh! Anaknya yang mana yang dikangenin yang mana." Gerutu Minho.
Felix hanya memandangi mereka sedari tadi, masih bersembunyi dibalik kedua kaki milik Minho.
"Alah, toh liat kamu dari bayi sampai sekarang bosen. Nak Abin kan jarang-jarang nemuin bunda. Ngalah dong." Jelas Haneul.
Minho hanya bisa membalas dengan tatapan sinis, "Tau ah, Ngambek. Minho pusing, bete, badmood, kecewa, pedih, perih-"
"SHUTT! Alay deh." Potong ibunya.
Anak tunggal itu membelalakkan matanya, "Kok-"
Ibunya itu menatap Minho dengan tatapan bertanya, "Apa, kurang gaul apalagi bunda begini." Ucapnya sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.
"Udah, bun. Cukup, Minho capek liatnya." Jawab Minho lagi.
Ibunya hanya menampilkan wajah cemberut pada Minho. Sedangkan Minho memilih untuk menerobos masuk, diikuti dengan Felix dibelakangnya. "Eh- Ada tamu baru toh? Siapa, Ho? Kecil, mungil, kayak bunda yang gemoy ini." Tanya Haneul.
"Dedek Lix, bunda." Jawab Changbin.
Haneul membelalakkan matanya, "LOH MINHO! KOK IKUT DIBAWA KESINI?"
Minho tersentak kaget mendengar ibunya berteriak. Suaranya sangat menggelegar sampai ke seluruh rumah.
Ia sedikit menghela nafas, "Masa Minho taruh di panti."
Felix yang mendengar itu langsung nyeletuk, "Bukannya udah? Dedek mau ditinggal di panti lagi, ya? Kakak, nda mau!" Ucapnya polos.
Minho segera membungkam mulut yang lebih muda dan menyeringai pada ibunya.
"MINHO!!!"
•••
Flashback on.
Chan dan Felix baru saja pulang dari jalan-jalan. Sebelum ia pergi juga sudah pamit pada ibunya, Areum yang masih setengah mabuk saat itu.
Chan tak terlalu menghiraukan ibunya yang mabuk, ia memilih untuk tetap pergi bersama adik kecilnya sekalipun ibunya tak mengizinkan. Chan sudah sangat lelah untuk menghadapi semuanya.
Tak ada ayah, ibu yang mabuk-mabukan. Ia ingin menyerah, tapi ia ingat masih sangat menyayangi adiknya. Felix memasuki rumah dengan gembira, ia membawa satu cup eskrim dan batang coklat untuk diberikan kepada ibunya. Berharap ibunya akan menerima hadiah itu.
"Mama! Dedek Lix pulang." Ucap Felix berteriak dari pintu masuk.
Tak ada jawaban, sunyi.
Chan yang merasa heran akhirnya ikut memanggil, "Ma? Kok gak nyaut."
Mereka mencari sekeliling rumah mulai dari kamar tidur depan, dapur, toilet hingga terhenti dikamar tidur belakang, milik Felix dan Chan. Felix menjatuhkan semua makanan yang ada ditangannya, matanya mulai mengalirkan air mata.
Ketika melihat seorang wanita, yang ia tahu itu ibunya sudah menggantungkan diri disana.
Chan segera menutupi mata adik kecilnya itu. Sungguh, pemandangan ini tak pantas untuk dilihat oleh Felix maupun Chan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Sunshine.
Fanfiction{Revisi} • Beberapa part di unpub sementara untuk perbaikan. "Dan untuk kesekian kalinya kakak bilang, dedek berhasil jadi mentari kakak yang paling cerah sekalipun dengan cara yang berbeda. Rest In Peace, dedek." - Lee Minho. - siblings, brothersh...