Well...
Changbin baru saja pulang setelah membeli makan untuk Minho, tapi malah melihat temannya itu sudah tertidur di sofa. Rasanya, ia tak terlalu lama pergi.
Ia berjalan mendekati Minho, menaruh makanannya dimeja dan menduduki dirinya didekat Minho tertidur. Lebih tepatnya dibawah sofa, karena kebetulan posisi tidur Minho menghadap kesana.
Menatap temannya itu, membuatnya sedikit lebih tenang. Sudah lama sejak terakhir kali dirinya melihat Minho tertidur pulas.
"Kapan gue bisa move on dari lo." Ucapnya.
Tangan Changbin ia arahkan pada rambut milik temannya itu, membenarkan rambutnya yang sedikit menutupi wajah Minho.
Sejak dulu, bahkan terakhir hatinya sakit karena mengetahui Minho sudah berkencan. Sampai sekarang juga dirinya masih tak bisa melupakan Minho.
Mana bisa semudah itu, sedangkan dirinya saja sudah mengenal Minho lebih dari 20 tahun. Minho benar-benar cinta pertamanya.
Changbin terus mengelus wajah tampan milik Minho, dan terhenti pada bibir cantik itu. Mengelusnya berulang kali,
Menelan salivanya kasar, "Sorry, gue cuma bisa lakuin saat lo ngga sadar."
Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Minho, menyatukan bibir mereka cukup lama sebelum akhirnya menjauhkan wajahnya kembali.
"Cium aja, kalo lo mau." Perkataan yang terlontar dari bibir Minho membuatnya tersentak kaget.
Minho perlahan membuka matanya, melihat wajah Changbin yang masih terkejut, "Kenapa?"
"Lo daritadi ngga tidur?" Tanya Changbin.
"Ngga, nutup mata doang."
Changbin lagi-lagi dibuat kaget, habis sudah. Dirinya sangat malu. Sedangkan Minho hanya tertawa melihatnya. Tengkuk Changbin ia tarik mendekat, agar wajah mereka bisa sedekat ini.
Hidung yang sudah bersentuhan, sudah tak ada lagi jarak yang tersisa.
"Cium lagi, kalo lo mau." Minho mengulang perkataannya.
Tanpa berpikir dan berkata apapun, Changbin kembali menyambar bibir plum milik Minho. Kembali menyatukan bibir mereka, bahkan kali ini Changbin melumatnya.
Ia sampai mengubah posisinya agar bisa berada diatas Minho, menindih tubuh yang lebih tua berada dikukungannya. Minho juga tak menolak, bahkan tangannya sekarang mengalung pada leher Changbin.
"Nghh.." Desahan itu keluar dari bibir Minho saat merasa geli karena bibirnya yang dihisap kuat oleh Changbin.
Bertarung lidah, hal yang paling Changbin suka saat berciuman dengan seseorang. Terus bertukar saliva sampai nafas memendek. Lengannya ia arahkan pada pinggang ramping milik Minho dan sedikit meraba perutnya dafi luar baju.
Minho memukul dada yang lebih muda pelan, pertanda bahwa nafasnya sudah mulai habis dan meminta untuk melepas ciuman panas itu. Dengan berat hati, Changbin menghentikan ciuman itu diakhiri dengan jilatan sensual dibibir Minho.
Keduanya saling bertatapan, namun Changbin memilih untuk menurunkan ciumannya lada leher milik Minho.
"Akh- Sshh.. Udah, Abin." Minho berusaha menghentikannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/284451746-288-k219432.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Sunshine.
Fiksi Penggemar{Revisi} • Beberapa part di unpub sementara untuk perbaikan. "Dan untuk kesekian kalinya kakak bilang, dedek berhasil jadi mentari kakak yang paling cerah sekalipun dengan cara yang berbeda. Rest In Peace, dedek." - Lee Minho. - siblings, brothersh...