It's been 16 hours since yesterday...
Album Adhea berjudul Sweet Self- seperti namanya menjadi letupan di dunia permusikan dan media sosial.
Saat ini semua orang sedang membicarakannya- cobalah tanya temanmu siapa yang tidak tahu nama Adhea beserti seninya yang baru saja rilis.
Dampaknya bahkan sampai ke pagi ini. Contohnya seperti berikut.
"Pa, ma, Temenku bilang keadaan di sekolah padat banget. Jalan masuk VIP pun ditutup," ucap Zedio khawatir.
Pagi ini sekolah padattt sekali didatangi oleh bejibunan orang.
Sejak kemarin perilisan album debut Adhea, area sekolah tidak pernah sepi. Sekolah sampai harus menyewa puluhan security dan polisi demi mengintrol keributan di area sekolah.
Yang pasti massa itu datang menunggu Adhea untuk muncul.
Tapi yang ia khawatirkan adalah Diya. Diya tidak mau dirinya terekspos oleh siapapun baik di sekolah apalagi publik.
Carmella dan Brian juga sedari tadi sudah menghubungi kepala sekolah untuk memastikan anak-anaknya tidak ada yang kenapa-napa.
Zedio meminum susu merk Frisen Fleg, lalu ia lempar sampahnya mengenai kepala Adhea.
"Aduhh... apaan sih lo?" Tangan sambil mengusap jidat.
"Siapa suruh lo jadi artis pas sekolah, jadinya begini nih... repot tau ga!?" Zedio mengeluarkan unegnya
Tak mau kalah, si adekkan menggenggam setumpuk sereal lalu melempar ke si abang...
"Ngomong apa lo?" rutuknya.
Ia menghadap ke adik terkecil mencoba mencari back up, "Diya aja gak keberatan. Ya kan, Diya?"
Diya menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Me okay aja, yang penting uangnya lancar."
Adhea bertepuk tangan, "Nah ini nih- jujur dan mulia!" Senyum menang terlukis di wajah Adhea, sang abang mengerlingkan matanya.
Tiba-tiba Carmella dan Brian memanggil anak-anak dengan terburu-buru. Katanya jalur VIP sudah dapat diamankan untuk sementara makanya mereka harus segera ke sekolah sebelum jalurnya tertutup lagi.
Mereka masuk ke dalam kendaraan dan meluncur dengan kecepatan tinggi- berharap jalanan pagi ini tak padat. Tapi sepertinya keberuntungan tidak sedang memihak- mereka terjebak macet sampai di perempatan jalan masuk sekolah. Bukan macet biasa, benar-benar macet "kendaraan tidak bisa bergerak" macet.
Sekeluarga di dalam mobil merutuki keadaan. Habis mereka jika keluar dan berjalan sekitar 10 menit ke sekolah.
"Gimana ini, pah... daritadi kendaraan tidak maju maju. Kalau begini terus siang nanti baru kita bisa sampai," raut Carmella panik mengingat anak-anaknya yang harus segera ke sekolah.
Brian memijat keningnya. Dari kaca ia melihat Zadio, "Dio, gerbang VIP masih dibuka?"
"Masih, pa," jawab Zedio.
"Hm, kita tidak bisa berjalan ke sana. Selain menarik perhatian wartawan, Diya juga akan terekspos publik. Bagaimana ya?" Gumam Brian.
Semua tampak berpikir keras bagaimana cara memasuki sekolah dengan aman dan tanpa terkedok. Sementara berpikir keras, Adhea melihat area taman di sepanjang jalan menuju sekolah. Ide muncul di benaknya.
"Papa, gimana kalau naik sepeda aja?"
Brian tampak berkonflik, namun cepat Adhea menjelaskan, "Jalan sekolah selurusan sama jalan taman, meskipun sedikit lebih memakan waktu tapi taman jauh dari kerumunan wartawan dan dekat jalan masuk VIP. Gimana pa, ma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDING
Teen Fiction2 manusia dengan latar belakang yang berbeda. Berapa kemungkinannya mereka bertemu? Yang satu selebriti remaja yang sedang naik, dengan keadaan sempurna, wajah, harta, keluarga, sahabat. Yang satu manusia biasa, tanpa ada istimewanya. Itu yang dipik...