post-17

2.7K 267 5
                                    

HALO

NUNGGU YA...

xixixi maaf ya

nih selamat membaca!

Melangkah tidak sanggup. Namun masih tetap berlari. Walau mati rasa, jiwa raga masih berkendali. Sampailah mereka berdua di depan ruang jenazah.

Althea memegang gagang pintu yang dingin. Kakinya melangkah tertata-tata.

satu

dua

tiga

DEG...

~~~~~

Suara pergantian frekuensi muncul di walky-talky milik Faris. Dengan sigap diterima. "Halo."

"Althea otw."Muncul suara parau Adhea diikuti suara pergantian frekuensi yang berarti sambungan mereka terputus.

Faris menegakkan badan, ia mengkode ke seluruh unit bahwa Althea mendekat. Raymond menghidupkan lilin pada kue ulang tahun, sedangkan yang lainnya ada yang membawa confetti, balon, dan pernak-pernik lainnya.

"Siap-siap ya!"

~~~~~

Sudah 20 detik, Althea belum juga membuka pintu. Ia menarik kembali tangannya dari gagang pintu. Matanya bergeser ke Adhea tepat di belakangnya. Pandangan mereka saling melihat sepersekian detik, tiba-tiba Althea mengucapkan sesuatu yang tidak disangka sama sekali.

"Adhea, would you help me? I can't."

Adhea berdiri di sana, berhenti beberapa saat. Lalu tersenyum lemah. Berjalan ke depan pintu. Ia mengambil tangan Althea lalu meletakkannya di gagang pintu. Mereka berdua membuka pintu itu perlahan...

Althea mematung.

"Dhea, apa ini?" Tanya Alteha terhadap ruangan yang gelap. Namun di tengah-tengan ruangan sebuah kue ulang tahun menyala dari cahaya lilin berbentuk 1 dan 7.

Kue itu seperti sebuah kiriman dari Tuhan, sangat indah dan magical. Seperti malaikat-malaikat membuatnya, dengan segala kebaikan dan cinta, persis seperti kue yang dibuat bunda Althea nyaris menangis melihatnya.

Tanpa disadari tubuhnya berada di tengah-tengah ruangan gelap dengan kue di depannya, tiba-tiba lampu hidup dan-

"SURPRISEEE!"

PTRAKK!

PTAKKK

Ruangan yang tadinya gelap dan kosong kini dengan extra cahaya,  mulai terlihat.

Jantungnya seperti ingin keluar sangkin takut dan kagetnya. Pikirannya masih mati rasa. Ia melihat keselilingnya.

Zedio, Nada, Ruby, Moe, Lanney, Faris, Raymond, dan Adhea...

Semua melihat ke arahnya dengan bahagia dan senyuman lebar. Seperti semua ini tidak membuatnya gila. Seperti semua ini tidak membuatnya ingin mati. Seperti semua ini hanyalah rekayasa. Tidak, semua ini masih terlalu banyak, sulit untuk diproses, namun yang keluar dari mulutnya hanyalah sebuah desahan.

Faris dan lainnya mulai berpikir yang aneh-aneh, seperti "apakah dia marah?"  atau "apakah dia tidak menyukainya?" atau lebih parah "apakah dia tidak peduli?", namun semua pertanyaan yang muncul padam ketika melihat Althea tersenyum.

"Bangsat kalian semua." Ucapnya pelan tapi cukup untuk didengar disertai senyuman miring.

"ALTHEAAAA" Ruby pertama berlari membawa balon menuju Althea lalu memeluknya kencang. "Happy birthdayy sayang akoeehh!" 

HIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang