Love and Hate

2.8K 264 3
                                    

HAPPY NEW YEAR YALL GOOD PEOPLE!!

Ganyangka ini udah 2021 aja...

HOPE YALL HAVING A GREAT HOLIDAY!

One of the things I am grateful for in 2020 is yall guys... can't say how much yall support meant for me :"

Ah Lebay-

lANJUT!

_________________________________________________________


Tampak wajah lelah seorang pria paruh baya, ada kegugupan di sana, namun tersamarkan oleh senyumannya.

"Thea..."

~~~~~

Suasana mansion pagi ini tidak se-melow tadi malam. Bagaimana tidak? Hari ini adalah lembaran baru bagi si bungsu.

Ketiga Green bersaudara tampak bahagia pagi ini, terutama si bungsu. Well, it's a new start right? Anything can happen.

Brian dan Carmella, mom and dad, juga sibuk mempersiapkan kebutuhan anak-anak mereka. Walaupun Dio, Dhea, dan Diya sudah memiliki pendapatan sendiri, tetap segala finansial diurus oleh orang tua sampai mereka tamat sekolah.

Hari ini spesial Brian dan Carmella yang mengantar. Sekalian memastikan pihak sekolah untuk menutupi identitas dan keprivasian anak-anak mereka.

Bad things happened to their daughter in the past. It aint happen no more. 

Pagi indah ini tidak berlangsung lama.

Dari luar gerbang MIS terlihat khalayak ramai, like literally, rame bangettt! Beberapa dari mereka memakai berbagai macam seragam rumah-rumah produksi dan TV. Mereka di sana tampak penasaran dan bahagia seakan ingin melihat idola.

Seakan-akan sudah biasa, satu mobil tau pasti ada yang tidak beres di sana.

Brian melihat suasana di sana memutuskan untuk melambatkan laju mobilnya dan mencari tempat menunggu yang aman sambil Carmella menunggu konfirmasi dari pihak sekolah.

"Okay, kids." Brian menyondongkan badannya menghadap anak-anak di kursi tengah. "Siapa dari antara kalian yang meng-update status in social medias atau ke teman-teman tentang hal ini?"

Dio, Dhea, dan Diya mengerutkan dahi. "WHAT? NO WAY!"

"Pa, kita udah gede, we're not stupid kali pa ngasih tau orang-orang." Jelas Dhea. Dio dan Diya mengangguk setuju.

Brian menyipitkan matanya. "Hm. Bener juga." Ia memposisikan duduknya kembali menghadap depan.

Carmella selesai menelpon pihak sekolah, kemudian menghembuskan napas. "Apparently, pagi ini rumor beredar kalau kalian punya adik yang bersekolah di MIS. Untungnya masih rumor,  mama khawatir kalau mereka benar-benar menemukanmu, Diya. Crowd is being handled dari sekolah. Kita disarankan tunggu aja di sini sampai kabar selanjutnya dari sekolah."

Diya sedari tadi terlihat cemas dan paranoid. Apa yang akan terjadi kalau mereka semua benar mengetahui faktanya. Ia tidak mau melalui apa yang terjadi di sekolah lama.

"Baguslah, Ma. Yang terpenting sekarang keselamatan Diya." Zedio mengelus lembut rambut sang adik, menenangkan.

Carmella tersenyum. "Kalian harus saling menjaga seperti ini selalu. Apalagi kalian sudah membuat nama di publik, keluarga itu tempat ter-aman dan terpercaya. Selalu jadikan keluarga prioritas karena suatu hari nanti, fame and fortune akan hilang. Pemberhentian terakhir adalah keluarga."

HIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang