Mereka memutuskan untuk duduk di ujung area. Sesekali Adhea menoleh ke sekelilingnya. Sebuah bayangan seseorang memasuki pengelihatannya.
"Althea?"
~~~~~
Sebuah mobil fortuner terperkarkir sempurna di depan sebuah restoran.
"Padang?"
Gadis yang duduk di kursi penumpang mengangguk seraya membuka sitbeltnya.
Mereka memasuki area restoran padang tersebut. Untunglah keadaannya masih sepi. Namun itu tak bertahan lama, ternyata sekelompok pria remaja menyadari keberadaan mereka, lalu mereka mulai berteriak.
"OH MY GOSH! ITU ADHEA!"
Seluruh pengunjung restoran berhenti melakukan kegiatan mereka untuk sekian detik, termasuk pekerja di sana.
Sedetik kemudian, bagai dunia diterpa gempa, Adhea telah dikerumuni pengunjung restoran dan orang-orang dari luar yang entah dari mana muncul.
Raymond, yang ditugaskan untuk 'menjaga' Adhea kesusahan untuk menghalang orang-orang yang mencoba untuk menyentuh Adhea.
Seluruh pekerja di restoran itupun sampai turun tangan membantu mereka.
"PERMISI, PERMISI"
"BAPAK, IBU, ADEK-ADEK SEMUA TOLONG BERI JALAN..."
"TOLONG ADEK ADEK SEMUA JANGAN BERTINDAK GEGABAH!!"
"PAK, PAK, ANU ANAKNYA JANGAN DIPIJAKIN DONG PAK TOLONG"
"IBUU!!! ITU KURSINYA PUNYA RESTORAN JANGAN DINAIKIN YA ALLAH!"
"HEHH ADEK, IYA KAMU YANG PAKE SERAGAM, JANGAN PEGANG YANG ANEH-ANEH!"
Well, at first it was a disaster, beruntung pekerja di sana cukup kooperatif, they made it through.
"Phew, trima kasih mas, mbak." Ucap Raymond sopan.
Untungnya, rooftop tidak ada yang menghuni. Adhea dan Raymond mentap satu sama lain.
"Huh. Gue kira karena ini belum jam pulang kerja, jadi restoran ini bakalan sepi." kesal Adhea.
"Well, gue rasa 'sepi' won't work kalo ada lo." Celetuk Raymond.
Hm, benar juga.
Adhea menuntun Raymond ke meja yang ada di pojok ruangan. Meja tersebut cukup simple, hanya dikhususkan untuk 2 orang.
Mereka memutuskan untuk duduk di ujung area. Sesekali Adhea menoleh ke sekelilingnya. Sebuah bayangan seseorang memasuki pengelihatannya.
"Althea?"
Ada hati kecil di dalam hatinya, kembali berdetak dengan cepat.
Adhea beralih menatap Raymond. "Mond, itu bukannya temen lo?"
"Hm?"
Raymond menatap ke arah Adhea tunjukkan, lalu seketika wajahnya merekah. "Iya!"
Ia tanpa sadari mengambil tangan Adhea lalu membawanya ke tempat sahabatnya berada.
"Hey!" Sapa Raymond.
Kembali, gosipan Althea dan Lanney terputuskan dari sapaan Raymond.
"Hey! Raymond, lo di sini... dengan Adhea..." Lanney menyapa balik, namun ia tampak tidak terlalu senang.
Raymond masih tersenyum, tapi Adhea? Matanya tertuju pada gadis di sebelah Lanney, walau tangannya masih digenggam.
"Raymond, tangan gue." Adhea bergumam, beruntungnya Raymond mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDING
Teen Fiction2 manusia dengan latar belakang yang berbeda. Berapa kemungkinannya mereka bertemu? Yang satu selebriti remaja yang sedang naik, dengan keadaan sempurna, wajah, harta, keluarga, sahabat. Yang satu manusia biasa, tanpa ada istimewanya. Itu yang dipik...