I'm Sorry, Maria

2.8K 338 4
                                    

Lanney masih dalam posisi memeluk Althea, Ruby menyandarkan kepala Althea ke dadanya sambil mengusap-usap puncak kepala Althea. Beberapa menit kemudian Althea tertidur. Ruby masih mengusap kepala gadis ini menyadari ada yang berbeda dari suhu tubuh sahabatnya. Ruby coba untuk mengecek sekalilagi. Ia meletakkan punggung tangan kanannya ke dahi Althea, lalu menyadari sesuatu.

"Lane, Lanney!"

"Hm?"

"Althea demam"

Lanney menegakkan tubuhnya, masih merengkuh tubuh fragile sahabatnya dengan satu tangan. Tangan lainnya meraba pipi mulus Althea.

"Tidurkan dia."

Saat mengangkat tubuh Althea yang tertidur dengan perlahan, tangan kiri Althea terjatuh, memperlihatkan tangannya yang diperban yang sudah berwarna merah dan mulai menimbulkan bercak kehitaman mulai terbuka menampilkan sebuah luka robekan yang cukup menjijikkan. Ruby pertama yang menyadarinya karena Alteha yang mengangkat tubuh Althea.

Ruby berteriak keras.

"ASTAGAA...!!!!"

Lanney sukses meletakkan tubuh Althea di tempat tidur dengan aman menoleh kaget ke arah Ruby. Faris dan Raymond masuk tertatih-tatih dengan membawa gelas dan termos air.

"KENAPA? KENAPA?" tanya Faris khawatir.

Muka Ruby masih pucat. Faris mendatangi Ruby. "Ruby why?"

"T-Tangan Al-Althea"

"HAH?" semuanya serempak berteriak.

Lanney memperhatikan tangan Althea, lalu ia mundur beberapa langkah. "Astaga..."

Faris dan Raymond melihat apa yang terjadi lalu reaksinya sama terkejutnya dengan Lanney.

"Al..."

"Gue udah panggil perawat. Ternyata mereka punya perawat pribadi di sini."

Seorang wanita berwajah masih muda masuk ke dalam kamar dengan wajah khawatir. Lalu dia segera berlari ke tempat tidur Althea. Melihat apa yang terjadi pada tangannya.

"Althea... bagaimana ini bisa terjadi?" tanyanya.

Ruby menjelaskan "We don't know, miss. Althea sejak kemarin tidak bersama kami."

"Lukanya sangat dalam. Tolong siapapun ambilkan kotak berwarna merah bertulisan Renee di kamar sebelah. Anyone."

Raymond segera berlari ke kamar sebelah mengambil kotak tersebut. Setelah mendapat kotak itu, ia berlari ke kamar sebelah lalu member kotak tersebut ke perawat pribadi.

Perawat ini tampak menyuntikkan sesuatu ke tangan Althea. Kemudian ia mengeluarkan beberapa cairan dan alcohol. Perawat ini menggunting perban yang menghitam di lengan Althea memperlihatkan sebuah robekan yang cukup dalam.

Lanney dan Ruby tak sanggup melihat luka itu, mereka berempat kini saling merangkul satu sama lain mendoakan sahabat mereka yang sedang terbaring lemah.

Perawat itu membersihkan luka Althea, lalu mulai menjahit luka itu supaya tertutup dan tidak mengeluarkan darah. 30 menit kemudian perban di tangan Althea kini berganti baru dan bersih. Perawat itu membersihkan tangannya lalu membungkus segala bahan yang kotor ke dalam satu plastic khusus.

"She'll be up for a couple minutes more." Tutur perawat ini.

"Thank you so much, miss..?"

"Renee. Nama saya Renee. Perawat pribadi Ms. Maria selama 4 tahun terakhir ini."

"Renee, thank you so much. Kamu sudah menjaga ibu kedua kami selama 4 tahun ini. It must've been a hard loss for you" ucap Lanney.

Renee tersenyum sedih. "Tidak sesedih Althea. Please keep her company until she recover" pinta Renee.

HIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang