Keesokan siang, saat istirahat jam siang, aku menuju Bank, kebetulan aku juga ada urusan disana, tadi saat di kantor aku sudah chat Anto, kalau aku akan mengambil barangku yang tertinggal, dari kantor aku langsung menuju Bank, rencananya setelah dari Bank, baru akan makan siang.
"Halo selamat siang kak." Sapa Anto sambil menghampiriku yang baru saja tiba. "Silahkan kakak langsung masuk saja, biar saya yang atur parkirnya." Ujarnya tersenyum ramah.
Duhh!! Aroma ini lagi, aroma maskulin terpancar dari tubuh Anto, "Mas, bawa kan barang yang kemarin?" tanyaku.
"Ohh bawa kak, mau saya ambilkan sekarang?" tanya Anto.
"Nanti saja, saya mau ke dalam dulu." Jawabku.
"Siap Kak." Ucap Anto. Aku segera masuk kedalam Bank untuk mengurus keperluanku.
Setengah jam kemudian urusanku di Bank selesai, aku keluar celingukan mencari sosok Anto, kulihat Anto sedang mengeluarkan sebuah motor dari barisan parkir, aku menunggunya selesai.
"Sebentar Kak." Tak lama kulihat Anto menghampiriku, dia lalu mengeluarkan motorku yang sedikit terhimpit di barisan ujung, kulihat juga sebuah bungkusan tergantung di tangkai kaca spion motor.
"Silahkan kak, oh ya ini barang kakak yang tertinggal kemaren." Ucapnya sambil menunjuk ke bungkusan yang tergantung.
"Terima-kasih ya mas." Ucapku sambil mengintip ke dalam bungkusan, memang benar isinya adalah lingerie yang kubeli tempo hari.
Aku lalu naik ke motorku, kuberikan selembar uang 10 ribu padanya, dia mencari uang kembalian, "Sudah gak usah kembali mas, buat mas aja." Ucapku sambil tersenyum, aku sangat senang telah mendapatkan kembali Lingerieku, "Tapi apa dia tau isi bungkusan ini?" benakku sedikit penasaran.
"Ohh gitu, ya terima kasih ya kak, apa sudah kakak periksa isinya? Gak ada yang hilang kan?" tanyanya.
Entah kenapa aku melihat tatapannya sedikit aneh, tapi mungkin perasaaanku saja kali.
"Kayaknya gak mas, ya sudah saya balik kantor dulu, makasih ya." Jawabku.
"Sama-sama kak, hati-hati di jalan." Ujarnya, aku hanya tersenyum sambil menyalakan mesin motorku, dan langsung menuju ke rumah makan langgananku.
***
Aku tiba di rumah sekitar jam 5 sore, hari ini aku pulang cepat, karena kebetulan pekerjaan audit telah selesai sejak siang, Pak Budi atasanku mengizinkan pulang semua karyawan di bagian keuangan.
Setelah berganti pakaian, aku lalu mengumpulkan baju-baju kotor di keranjang cucian, untuk baju kerjaku dan mas Adam, aku selalu mengirimkan ke laundri, sedangkan untuk pakaian harian di rumah ada mbak yang bantu nyuci, mbak yang membantuku tidak tinggal bersama kami, dia datang 2 hari sekali untuk mencuci dan membersihkan rumah.
Aku lalu memisahkan pakaian kerja mas Adam, kuperiksa saku kemeja dan celananya, untuk memastikan tidak ada uang receh atau kertas yang ikut ke laundri, di satu celana berwarna hitam, aku menemukan secarik kertas parkir yang sudah lecek, entah kenapa aku kepo melihat tulisan disana, ternyata kertas parkir bertanggal 2 hari lalu, tempat parkir itu di suatu gedung perkantoran di jakarta pusat. Sepertinya ini saat mas Adam pulang malam, saat itu mas Adam bilang kalau dia akan pulang terlambat karena ingin menjamu klien perusahaan, aku membuang kertas parkir itu ke tempat sampah, aku kembali merogoh saku sebelahnya dan kudapati sebuah kartu mirip kartu nama, aku baca tulisannya Bintang Spa.
"Spa? Tempat apa ini, kalau dari namanya kayaknya ini panti pijat." Aku bertanya-tanya dalam hati, naluriku sebagai seorang istri mencium ada sesuatu yang gak beres, aku sendiri gak paham tempat-tempat spa seperti itu, namun aku ingat temanku di kantor pernah bercerita kalau spa-spa seperti ini adalah tempat spa plus-plus, aku terduduk dan terus memperhatikan nama yang ada di kartu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Istri
General FictionKisah ini adalah tentang Perjalanan Seorang Perempuan Muda Dalam Menemukan Kebahagiaan Ragawinya, kekecewaannya pada suaminya seolah menemukan satu pelabuhan baru, wanita muda yang berasal dari kalangan atas, terjebak dengan pesona pria dari kalan...