Semalaman Maya tak bisa tidur, entah karena begitu gugup akan bertemu Adam setelah sekian lama, atau mungkin karena dia merasa ragu untuk datang, ucapan tajam Anissa mengiang terus ditelinganya, fakta bahwa Anissa mengandung anak dari inseminasi dirinya dan suaminya, membuat Maya lemah tak berdaya, kata kata itu bagaikan ancaman bom nuklir yang membuat Maya tak bisa lagi menolak untuk bertemu dengan Adam.
Namun disisi lain Maya juga tak bisa memungkiri kalau tujuan Anissa itu benar, dia harus menyelesaikan urusannya dengan Mas Adam, mereka tak pernah bercerai secara resmi, bahkan sampai sekarang status Maya masih istri Adam yang sah, dan ini saatnya, sekarang adalah saat yang tepat untuk menyelesaikan semua.
Maya mematut dirinya di depan cermin, gamis batik seragam sekolah TK tempatnya bekerja sungguh serasi dipakai oleh Maya, batik berwarna maron dipadu dengan hijab warna peach menambah kesan anggun dan cantik Maya, sungguh tak ada niat Maya untuk kembali memikat Adam, bahkan keputusan apa akan bercerai atau mengabulkan keinginan Nissa untuk kembali berkumpul dengan Adam, sama sekali belum ada di benaknya.
Maya naik ke motornya, motor yang sepanjang keberadaannya disini selalu menemani dalam aktifitasnya, rombongan guru akan berkumpul terlebih dahulu disekolah, lalu dari sana mereka akan naik kendaraan yang telah disediakan panitia peresmian perusahaan, sekitar 10 menit perjalanan dari rumah Maya ke sekolah, terlihat beberapa guru telah datang, Maya tersenyum menyapa rekan rekan kerjanya, setelah memarkirkan motornya ditempat biasa Maya kemudian masuk ke ruangan guru, Bu Dini terlihat sumringah menyambut kedatangan Maya, sejak Bu Dini mengetahui kalau Maya adalah istri dari direktur PT Serayu, sikap Bu Dini pada Maya berubah drastis, keramahannya dirasakan Maya terlalu berlebihan, seolah seperti sedang mencari muka. Dan lucunya Maya bahkan tak tahu kalau Bu Dini telah mengetahui statusnya sebagai istri Adam.
"Duh Bu Maya cantik sekali, gamisnya sungguh serasi banget," Ucap Bu Dini memuji penampilan Maya, memang apa yang dikatakan Bu Dini adalah kenyataan, Maya sangat menonjol diantara guru-guru perempuan yang sudah hadir.
"Ahh Ibu bisa aja..omong-omong kita berangkat jam berapa bu." Tanya Maya.
"Segera kita berangkat bu, Bapak dan Ibu sekalian, mohon perhatiannya, silahkan menuju kendaraan yang telah disediakan, sekarang sudah hampir jam 10 pagi, jangan lupa harap kunci kendaraan masing-masing, ayo mari kita berangkat." Ujar Bu Dini.
Bu Dini menggandeng lengan Maya sambil berjalan menuju kendaraan, tak henti-hentinya Bu Dini memuji penampilan Maya.
***
Maya memasuki ruang aula perusahaan yang sangat luas, terlihat banyak meja-meja berbentuk bundar, diatas meja ada tulisan nama sesuai undangan, posisi para guru ditempatkan di meja tengah, hanya ada sekitar 7 orang guru yang diundang sebagai perwakilan, sambil berbincang dengan rekan-rekannya sesama guru, Maya memperhatikan sekeliling ruangan yang begitu megah, aula serbaguna perusahaan telah disulap begitu mewah bagai ballroom pesta perkawinan, untuk kepentingan acara peresmian sekaligus juga ulang tahun perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Istri
General FictionKisah ini adalah tentang Perjalanan Seorang Perempuan Muda Dalam Menemukan Kebahagiaan Ragawinya, kekecewaannya pada suaminya seolah menemukan satu pelabuhan baru, wanita muda yang berasal dari kalangan atas, terjebak dengan pesona pria dari kalan...