Part 65 - Penderitaan Maya

3.8K 59 11
                                    

"Loh  kok jadinya gini May, saya akan kasih kamu cuti kok, sebulan juga gak  apa, sampai suami kamu kembali pulih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh kok jadinya gini May, saya akan kasih kamu cuti kok, sebulan juga gak apa, sampai suami kamu kembali pulih." Ujar pak Budi yang merasa terkejut menerima surat pengunduran diri anak buahnya yang paling diandalkan ini.

"Saya mohon maaf pak Budi, saya merasa sudah tak ada motivasi lagi untuk bekerja, bukan hanya soal suami saya, tapi banyak hal yang menjadi alasan saya mengundurkan diri, mohon maaf kalau saya tak bisa menceritakan semua yang saya rasakan. Saya sangat berterima kasih sama pak Budi sudah begitu baik pada saya selama ini, saya juga sangat berat mengambil keputusan ini, namun ini harus saya ambil pak, mohon pengertian bapak." Ucap Maya dengan suara tercekat.

Pak Budi melihat raut wajah Maya yang terlihat bersungguh-sungguh dengan niatnya mengundurkan diri, namun pak Budi juga tak bisa menahan maya, "baiklah tapi ini saya akan simpan dulu, mungkin nanti kamu berubah pikiran, saya harap begitu.., saat pikiran kamu sudah lebih enak, siapa tau kamu gak jadi mengundurkan diri."

Milla yang menguping di luar ruangan pak Budi tak bisa secara jelas mendengar percakapan mereka, teringat beberapa saat lalu Maya tiba-tiba muncul di kantor, namun Maya seperti terburu-buru, bahkan sapaan rekan-rekannya hanya di jawab dengan senyum manisnya, termasuk ketika Milla menyapanya, Maya hanya melambaikan tangan dan berlalu menuju ruangan pak Budi.

Milla merasa ada sesuatu yang serius yang akan dilakukan sahabatnya itu, sikapnya yang terburu-buru menuju ruangan pak Budi, membuat Milla penasaran, Milla mencoba menguping, namun pintu ruangan pak Budi ternyata cukup tebal, Milla tak bisa mendengar percakapan mereka.

Mila terkejut ketika tiba-tiba pintu dibuka, Milla tersenyum meringis menatap Maya yang juga terkejut, "bikin kaget aja Lo mil, ngapain sih disini, nguping ya..." ujar Maya tersenyum merasa lucu melihat wajah Milla.

"May Lo mau kemana?" Milla mengejar Maya yang berlalu dengan langkah cepat.

"May..dih kenapa sih." Milla menarik tangan Maya, hingga perempuan cantik itu berhenti.

***

"Apa!! Ngundurin diri, ahh lu becanda kan say." Ujar Milla yang terkejut dengan ucapan sahabatnya.

Milla dan Maya sedang berada di kantin, Maya hanya menggeleng menatap sahabatnya itu, "Gue gak becanda Mill, gua emang udah ngajuin pengunduran diri."

"Kok jadi gini sih May, kan lu bisa minta cuti untuk ngurus mas Adam, gak harus ngundurin diri kan? Gue yakin pak Budi bakalan ngerti, apalagi Lo kan karyawan yang paling kompeten Maya." Ujar Milla memegang tangan Maya, tangan sahabatnya itu terasa dingin.

"Maaf Mil, bukan hanya soal mas Adam, tapi banyak hal lain yang jadi pertimbangan gue, dan gue udah yakin 100 % ini jalan terbaik yang harus gue ambil." Ucap Maya.

"Lo sakit say? Tangan lu dingin banget, wajahlu juga pucet banget." Tanya Milla, raut khawatir tergambar jela di wajah perempuan itu, bagi Milla yang tak tahu apa-apa soal sahabatnya ini, mengira kalau tekanan emosional atas kondisi Adam dan kehamilannya yang membuat Maya seperti lelah dan tak punya semangat lagi.

Diary Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang