"Mas..dah yuk aku dah rapih." Ujar Maya pada Anto yang sedang menatap Lautan didepannya, Anto menoleh dan tersenyum, dipandanginya Maya dari atas ke bawah.
"Gimana bagus gak mas, bahan kaosnya sih gak terlalu enak, tapi ya udahlah adanya gini," Maya memegang kaos yang dipakainya, Maya melihat Anto memandanginya dari atas ke bawah, "kenapa mas, kok mandangin kaya gitu, Aku kelihatan jelek ya." Tanya Maya.
"Hmmm gak kok, apa hari ini gak pake hijab?" Tanya Anto sedikit surprise melihat penampilan Maya yang berbeda, baju kaos tosca lengan pendek dan ketat, memperlihatkan kulit lengan Maya yang mulus dan putih bersih, dan bawahannya Maya mengenakan celana pendek sedikit diatas lutut, tentu saja kaki indah Maya yang selama ini tertutup hijab terlihat begitu terang dan menarik perhatian.
"Kan aku gak bawa hijab lebih mas, yang kemaren kan untuk pakai pulang, lagian Cuma mau ke mall doang kan, di kamar juga gak perlu pakai baju hihihi.." Maya terlihat mulai lepas dan tak sungkan menggoda pria selingkuhannya itu.
"Hmmm, aku sih gak suka aja kulit mulus dek Maya di pamerin ke orang-orang.." Ujar Anto tersenyum.
"Duhh segitunya...kulit mulus apa sih kayaknya bajunya biasa aja, aku gak pake tanktop kan, mas gak suka ya aku pakai baju gini?" Maya mendekati Anto dan memainkan kemeja yang di pakai pria itu, Anto meraih tangan Maya dan mengenggam jemari lentik itu, "Soalnya dek Maya cantik banget, pasti nanti mata cowok-cowok pada melotot." Ujar Anto pura-pura cemberut.
"Ya ampun..." Maya mencubit kecil pipi Anto, "ya udah yuk, dah siang aku juga dah laper..yuk mas.." Maya menggenggam tangan Anto dan mengajaknya pergi, Maya menunggu Anto yang sedang mengunci kamar bungalow, seorang petugas tergopoh-gopoh menghampiri mereka.
"Selamat siang bapak, apakah nanti kamar ini akan dibersihkan? Kami siap untuk membersihkan dan merapihkan kamar ini, tentu kalau bapak berkenan." Ujar Petugas hotel tersebut, Anto memandang Maya dan Maya memberikan anggukan pada Anto.
"Ya udah bersihkan saja mas, terima kasih ya." Anto kemudian kembali menggandeng Maya bagaikan istrinya sendiri, mereka saling berangkulan menuju Mobil.
Petugas kebersihan yang tadi mencuri-curi pandang pasangan itu, khususnya Maya, petugas itu sungguh kagum dengan kecantikan Maya, dan tak henti-hentinya bertanya dalam hatinya kenapa pria berkulit gelap penuh tato itu bisa mendapatkan wanita cantik yang begitu glowing seperti Maya.
***
"Kita ke Counter Bank dulu ya mas, abis itu kita makan, takutnya kalau makan dulu, counternya tutup nanti." Ujar Maya saat mulai memasuki Mal, Maya merangkul lengan Anto bagai pasangan yang sedang di mabuk asmara, Anto sendiri merasa bangga dengan dirinya yang kini menggandeng wanita cantik, Anto tahu beberapa mata pria mencuri-curi pandang ke Maya saat mereka berpapasan.
"Ya gak apa dek, dek Maya tahu tempat counternya?" Tanya Anto.
Maya menggeleng, "kita tanya satpam yang itu saja." Maya menunjuk kearah petugas Satpam yang sedang berada di posnya, mereka berdua menuju Satpam tersebut, Anto bertanya pada satpam itu lokasi counter Bank yang dimaksud, dan Satpam tersebut dengan sigap dan ramah memberikan lokasi Counter yang ternyata berada di lantai 3.
Tak berapa lama, keduanya telah tiba di Counter Bank tersebut, Anto menemani Maya masuk kedalam, ternyata walaupun counter di Mall, tempat ini cukup lengkap, ada booth untuk membuat rekening baru, ada juga booth untuk promosi yang sedang berlangsung di Bank tersebut, Maya kemudian mengambil nomor antrian di meja pendaftaran, rupanya ada 2 orang sebelum Maya yang juga sedang bertransaksi, Maya menggandeng Anto menuju tempat duduk yang disediakan untuk menunggu antrian, Tiba-tiba Anto merasa handphone di saku celananya bergetar, Anto meraih hpnya dan mengintip siapa yang melakukan panggilan, Maya tak memperhatikan apa yang sedang dilakukan kekasih gelapnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Istri
General FictionKisah ini adalah tentang Perjalanan Seorang Perempuan Muda Dalam Menemukan Kebahagiaan Ragawinya, kekecewaannya pada suaminya seolah menemukan satu pelabuhan baru, wanita muda yang berasal dari kalangan atas, terjebak dengan pesona pria dari kalan...