Part 67 - Cerita Santoso

2.8K 47 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maya begitu terpukul dengan apa yang menimpanya, setelah selesai melakukan kuret dan terjaga dari biusnya orang yang pertama dilihatnya adalah Milla, sahabatnya itu begitu setia menungguinya, dan Milla menceritakan semua pada Maya, alasan kenapa dia harus dikuret dan kemungkinan yang terjadi setelah kehamilan palsunya ini, Maya tak banyak bereaksi selain hanya menitikkan air mata, Maya merasa ini adalah hukuman yang harus diterimanya, Milla yang tak tahu apa yang terjadi sebenarnya hanya menyangka sahabatnya itu sedih karena kehamilan yang dinanti ternyata adalah kehamilan palsu, Maya pun menutup rapat-rapat rahasianya dari Milla, Maya tak ingin kehilangan satu-satunya sahabatnya yang ada, Maya bisa memperkirakan bagaimana reaksi Milla jika tahu kalau kehamilannya adalah perbuatan lelaki lain.

Pagi itu Maya terbangun dari tidurnya yang tak lelap, tak ada siapapun di ruangan perawatan ini, Milla tadi malam pamit pulang karena sudah terlalu lama meninggalkan Fajar, Maya perl;ahan mencoba duduk, punggungnya terasa pegal karena kelamaan berbaring, Maya ingin sekali bertemu dengan Adam, walau dia tahu Adam masih terlelap dalam perawatan, namun Maya sungguh rindu dengan sosok suaminya, lelaki yang begitu baik, lelaki yang telah di khianatinya, Maya menghela napas panjang, rasa sesak kembali menyeruak di hatinya, bayangan kejadian di apartemen Anto terputar ulang di memory otaknya, Anto lelaki yang dipujanya begitu tega mengusirnya dan mendorongnya hingga terjatuh, dan sosok wanita setengah telanjang yang dilihatnya di kamar Anto, ohh..kepala Maya sungguh sakit mengingat semua itu, namun hatinya jauh lebih sakit, dan sakit hatinya terasa begitu bertubi-tubi, bukan hanya perlakuan kasar Anto, tapi juga mengingat apa yang dilakukannya selama ini telah menghianati suaminya yang sangat baik, Maya sadar apa yang dilakukannya sungguh keji dan tak bermoral, namun semuanya sudah terjadi menyisakan penyesalan yang teramat sakit.

Maya berusaha turun dari ranjang, digapainya tiang infusnya, tubuhnya terasa sangat lemah, hampir saja Maya terjatuh saat hendak mengenakan sandal rumah sakit, untung saja seseorang menahan tubuhnya yang limbung, Maya menoleh dan melihat sosok Santoso telah ada di dekatnya.

"Hati-hati mbak.." Santoso membantu Maya mengenakan sendalnya, Maya tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Mbak Maya mau ke Toilet?" Tanya Santoso, Maya menggeleng, "Saya mau jalan-jalan pak tadinya, sangat suntuk disini, mau ke tempat Mas Adam."

Santoso memandang iba pada Maya, sungguh dia merasa kalau perempuan ini telah mendapat ganjarannya, "Tuhan telah menghukum perempuan ini dengan caraNYA sendiri." Ujar Santoso dalam hati, dia membantu menahan tiang infus Maya saat perempuan itu hendak berdiri.

"Sebentar Mbak...tunggu disini dulu." Santoso kemudian bergegas keluar, tak lama dia kembali membawa sebuah kursi roda.

Mya memandang Santoso dengan pandangan bertanya, "Lebih baik pakai ini mbak, biar saya bantu antar ke ruangan Adam." Belum selesai bicara, seorang perawat masuk keruangan untuk kontrol rutin sambil memberikan obat untuk Maya.

Diary Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang