Sepeninggal Olivia, Anto berjalan mondar-mandir di apartemennya, hatinya sedikit resah dengan sikap Olive, kenapa tiba-tiba perempuan cantik itu menjadi sensitif sekali pagi ini, Anto teringat kalau pagi-pagi sekali Olive menerima telepon, dan Anto yakin kalau si penelpon adalah orang yang penting, kalau bukan orang penting tak mungkin panggilan telpon itu diterima Olive, apalagi sepagi itu, Anto sendiri tak tahu apa yang dibicarakan Olive dengan si Penelpon, tapi sejak menerima telpon Olive menjadi Bad Mood.
"Apa gara-gara orang yang nelpon tadi pagi, atau jangan-jangan Olive tahu soal Maya? Tapi rasanya gak mungkin dia tahu soal Maya, toh dia baru datang, dan rasanya kemarin dia tak membicarakan soal Maya sama sekali." Anto duduk di kursi sambil memijit keningnya.
"Ahh gak tahu lah..tapi gua penasaran siapa yang nelpon dia tadi pagi? Dan kenapa sepertinya Olive marah setelah menerima telpon, kenapa sih ini bikin puyeng aja...dah lah mending gua ke pangkalan aja." Anto bangkit dari duduknya dan mengambil jaket kulitnya.
Saat menutup pintu kamar apartemen, terngiang kembali ucapan Olivia agar menaruh kartu kunci kamar di resepsionis, Anto menyeringai sinis, dan melihat kartu kamar yang dipegangnya, kemudian dia berlalu menuju lift untuk menuju lobbi.
"Mbak, ini saya titip kunci kamar.." Ujar Anto sambil menyerahkan kunci kamar ke seorang perempuan petugas resepsionis.
"Oh ya Pak, kunci kamar bu Olivia ya, tadi beliau juga pesan, oh ya ini ada titipan dari bu Olivia tadi." Petugas itu menyerahkan sebuah amplop kecil pada Anto.
"Hari ini aku ingin sendirian, tolong jangan temui aku dulu." Anto merobek amplop serta kertas tulisan itu dan melemparnya ke tempat sampah, "Bodo amat dah.."
Anto berjalan menuju Lift kembali, dia ingin menuju lantai basement tempat motornya di parkir, pintu lift kemudian terbuka, tak ada seorangpun di lift, Anto masuk kedalam lift dan menekan angka B2 di tombol Lift, sesaat sebelum pintu lift menutup, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu Lift, Anto yang sedang sibuk bermain dengan hpnya tak melihat dua orang berperawakan besar masuk bergegas.
Anto kemudian melihat dengan heran kenapa Lift tak bergerak juga, ternyata dilihatnya tombol hold di tekan, "Mas itu kenapa tombol holdnya di tekan." Ujar Anto pada dua orang yang membelakanginya, dengan kesal Anto maju dan berusaha menekan kembali tombol hold, dua orang didepannya secepat kilat menangkap tangan Anto dan memitingnya, salah seorang kemudian berbalik dan memandang Anto, seketika wajah Anto pucat saat mengenali siapa orang didepannya ini, "Hai bangsat...dah lama kita gak ketemu." Ujar Murad menyeringai.
***
"Selamat pagi pak!" Sapa Satpam saat melihat ada 3 orang lelaki berjalan menuju kendaraan mereka di basement, Satpam itu sedikit curiga saat melihat salah seorang lelaki sedang dipapah dua orang lainnya.
"Ada apa pak? Apa bapak itu sakit?" Tanya Satpam.
"Ya, ini teman saya tadi pingsan pak, kami akan bawa ke rumah sakit." Ujar Rebon tenang, dia tak ingin melukai Satpam yang tak bersalah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Istri
General FictionKisah ini adalah tentang Perjalanan Seorang Perempuan Muda Dalam Menemukan Kebahagiaan Ragawinya, kekecewaannya pada suaminya seolah menemukan satu pelabuhan baru, wanita muda yang berasal dari kalangan atas, terjebak dengan pesona pria dari kalan...