"Sebenarnya aku masih penasaran tentang perempuan yang tempo hari datang, kamu yakin gak kenal sama dia." Tanya Olivia sambil mengeringkan rambut panjangnya dengan hair dryer.
"Kok bahas itu lagi sih beb, aku kan udah bilang kalau aku tuh gak kenal sama cewek itu, kamu gak percaya ama aku beb?" Jawab Anto yang berbaring di ranjang sambil memainkan hpnya, di layar hpnya Anto sedang melihat last seen activity dari Maya.
Olivia menoleh sebentar ke Anto, lalu berpaling lagi memperhatikan dirinya di cermin, sungguh Olivia tak cemburu dengan kehadiran perempuan lain, selama beberapa tahun dia bisa menjaga emosionalnya dalam hubungan ini, dan Olivia hanya memandang hubungan ini secara take and Give, walau memiliki sedikit sayang di perasaannya, namun perasaan itu tak kuat untuk membuatnya cemburu, dia hanya penasaran dan berharap kalau perempuan yang datang kemarin bukan berstatus istri dari seseorang. Sebagai wanita matang dan penuh pengalaman berhadapan dengan berbagai manusia, Olivia sangat tahu kalau Anto sedang berbohong padanya, namun Olivia adalah seseorang yang realistis, selama tak ada bukti, dia tak bisa menuduh atau mengambil tindakan apapun terhadap Anto, dan Olivia juga tak ingin mencari tahu siapa perempuan yang datang kemarin, baginya suatu saat jika memang kecurigaannya benar, semua akan terungkap begitu saja.
Anto berjalan mendekati Olivia, dipeluknya wanita cantik itu dari belakang, bibir tebalnya menyusuri leher jenjang Olivia, "Aku sedang gak mood, aku ada pertemuan penting di kementerian nanti." Ujar Olivia berusaha menghindar dari sentuhan Anto.
"Hmmm kamu harum banget beb, aku pengin jilatin sekujur kulit kamu ssss..." goda Anto sambil terus menciumi tengkuk Olivia.
"Please..beb...aku gak mood, paham gak." Tiba-tiba Olivia berdiri sambil menepis wajah Anto.
"Beb, kok kamu marah..kenapa sih.." Anto berusaha mendekati Olivia.
"Please..Dont Touch me oke! I'm Not in the fuckin mood, aku gak mau berantakan lagi, karena nanti aku akan bertemu menteri paham gak sih kamu!!" hardik Olivia gusar.
Anto terkejut melihat reaksi Olivia yang begitu kasar, tak biasanya Olivia bersikap seperti ini, "sepertinya gara-gara kedatangan Maya kemarin nih, Olive jadi marah." Anto terdiam salah tingkah.
Sebenarnya Anto salah, Olivia tak marah karena itu, sedikitpun kehadiran perempuan di hidup Anto tak berpengaruh pada emosionalnya, Cuma saat itu Olivia sedang sensitif karena tiba-tiba mendapat teguran dari pejabat kedubes.
Anto duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan Olivia yang sedang berpakaian, "Nanti kunci titip aja di resepsionis, aku ingin sendiri malam ini, oke!" Ujar Olivia sambil berjalan mengambil tasnya.
Anto bangun dan mengikuti Olivia, "Aku antar ya beb." Ujar Anto.
"Gak usah! aku pergi sendiri, ingat nanti kunci kasih ke resepsionis, aku pergi!" Olivia bergegas keluar dari kamar, Anto hanya termangu menatap pintu yang tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Istri
General FictionKisah ini adalah tentang Perjalanan Seorang Perempuan Muda Dalam Menemukan Kebahagiaan Ragawinya, kekecewaannya pada suaminya seolah menemukan satu pelabuhan baru, wanita muda yang berasal dari kalangan atas, terjebak dengan pesona pria dari kalan...