Bab 48 - Malam Penuh Birahi part 1

17.2K 73 3
                                    

Mobil yang membawa Santoso memasuki Lobbi hotel, tepat di depan Lobbi mobil Santso berhenti, kedua anak buahnya yang menumpang mobil di belakang segera turun dan berlari membuka pintu mobil, Santoso dan sekretarisnya turun dari mobil, Manajer hotel yang menemaninya tadi kembali menyambutnya dan mengantarnya ke dalam.

Saat sedang berjalan, salah seorang pengunjung wanita tak sengaja menabrak sekretaris Santoso, bawaan wanita tersebut terlihat terjatuh karena tabrakan, Manajer Hotel membantu mengambilkan barang-barang bawaan wanita tersebut, "Maaf ya pak, saya gak sengaja." Ucap wanita tersebut, manajer hotel tersebut hanya tersenyum dan memperhatikan wanita cantik yang mengenakan hijab tersebut.

Donna juga ikut membantu mengambilkan kertas-kertas yang berserakan milik wanita tersebut, Santoso sekilas memperhatikan dan merasa pernah berjumpa dengan wanita tersebut, namun Santoso lupa dimana dia pernah bertemu.

Santoso memang tak terlalu ingat dengan sosok Maya, pertemuannya dengan Maya pertama kali saat pesta pernikahan Adam beberapa tahun lalu, semenjak itu Santoso sama sekali belum pernah berjumpa lagi dengan istri sahabatnya itu.

Santoso memperhatikan kembali wanita tersebut yang kini telah berjalan meninggalkan mereka, "terburu-buru banget sih tuh cewek." Ujar Donna sedikit kesal, Santoso masih terdiam memperhatikan wanita yang tadi menabrak sekretarisnya, "Maaf pak, bapak kenal dengan perempuan itu?" Tanya Manajer Hotel yang agak heran dengan sikap Santoso yang memperhatikan perempuan tadi. Donna sang sekretaris juga melihat ke arah Santoso menunggu jawabannya.

"Kayaknya saya pernah ketemu, tapi dimana ya, saya lupa." Ujar santoso mencoba mengingat-ingat, namun usahanya untuk mengingat terganggu dengan dering Hpnya, Santoso melihat istrinya menelpon, sambil berjalan kembali Santoso menjawab panggilan dari istrinya tersebut, manajer hotel dan Donna berjalan mengikuti bosnya itu.

***

"Silahkan kak, ini tempatnya." Ujar Room Boy resort itu kepada Maya dan Anto, pemuda room boy itu membukakan pintu bungalow untuk mereka, Maya tersenyum masuk ke dalam ruangan, interior bungalow itu terkesan mewah dan klasik, ranjang besar dengan 'hiasan mawar di kasur, kelambu yang mengitari ranjang tersebut menambah kesan klasik ruangan tersebut.

Di hadapan ranjang ada dinding kaca serta pintu dorong kaca yang terhubung langsung dengan view laut yang indah, Maya membuka pintu kaca dan seketika angin laut berhembus menyergap dirinya, dari balkon indah Maya melihat pemandangan laut yang terang benderang di bawah, resort ini sungguh sangat cantik, walau malam sekalipun para tamu resort masih bisa melihat keindahan deburan ombak di pantai, pengelola resort memasang lampu yang terang di sekitar pantai, diujung balkon ada sebuah tempat berbentuk kotak kecil untuk tamu bungalow yang hendak turun ke pantai

Anto sendiri melihat keadaan kamar mandi bungalow yang ditempati ini, kamar mandinya sangat mewah dinding kamar mandi terbuat dari kaca satu arah, ada shower dan bathtube yang bisa melihat pemandangan pantai yang dikelilingi bukit indah, Anto cukup takjub dengan keadaan bungalow ini, belum pernah dia menginap di tempat seperti ini sebelumnya, dan Anto yakin harga sewanya cukup mahal.

Setelah memberikan sedikit room tour, petugas resort yang mengantarkan Maya dan Anto berpamitan pergi, tak lupa Maya menyelipkan selembar lima puluh ribu untuk tips bagi pemuda tersebut, Maya kembali ke luar menuju balkon, angin malam yang berhembus menerpa blusnya, Maya merentangkan tangannya, terlihat dia sangat menikmati angin malam pantai tersebut, tiba-tiba sepasang tangan melingkar di pinggangnya, "Seneng banget dek kelihatannya..." Bisik Anto.

Maya menepuk punggung tangan Anto, dan menyenderkan kepalanya di dada Anto, "Anginnya enak banget mas, aku seneng banget dengan udara laut, membuatku tenang dan nyaman."

"Hmmm aku juga senang memeluk tubuh kamu dek, hangat dan hmmm aku kangen kamu dek." Anto mencium pipi Maya, perempuan itu membiarkan pipinya dicium oleh lelaki bertato itu, tangan Anto terus merayap membelai payudara Maya, dan Anto dengan cepat meremas pelan payudara tersebut, Maya mengerang perlahan, dan menatap wajah Anto yang tepat berada disampingnya, Maya membiarkan Anto melumat bibirnya, Maya hanya tengadah sambil membalas lumatan bibir Anto, tubuhnya kini berbalik menghadap Anto, keduanya kembali berciuman dengan hangat, Maya begitu haus dengan belaian lelaki kekasih gelapnya itu, Anto meremas pantat bulat Maya sambil terus menciumi bibir ranum perempuan cantik itu dengan buas.

Diary Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang