"Siapa itu beb, kamu yakin perempuan tadi salah alamat." Tanya Olivia dengan mata tajam menatap Anto.
"Ya beb, suer, aku juga gak tahu siapa dia." Ujar Anto berusaha meyakinkan Olivia.
"Oke, kalau kamu bilang gitu, kalau aku sih gak peduli kamu mau nidurin cewek manapun beb, tapi jangan istri orang, kan aku dah pernah bilang, apa udah lupa ama kejadian di Surabaya dulu." Ucap Olivia sambil menyalakan rokok.
"Ya itu makanya aku gak mau macem-macem lagi beb, aku dah kapok dikejar begundal-begundal serem itu."
Olivia menghisap rokoknya dalam-dalam dan dihembuskan ke wajah Anto, Olivia tersenyum mendengar penuturan Anto tadi, perempuan itu tersenyum menatap Anto, kelebihan pria didepannya ini adalah dia jago bercinta dan hebat dalam memperlakukan perempuan, andai tak memiliki kemampuan itu, dia tak ubahnya seperti lelaki pengecut bernyali kecil.
"Beb..gak marah kan, ini Cuma kesalahpahaman aja sayang, aku tuh cinta banget ama kamu, berbulan-bulan aku tahan hasrat ku hanya ingin kulampiaskan padamu sayang." Anto berusaha mengenggam jemari Olivia, dan perempuan itu membiarkan Anto membelai jemarinya yang lentik.
Olivia bukanlah perempuan kemarin sore yang mudah termakan oleh rayuan gombal seperti itu, dia tahu kalau perempuan yang tadi datang pasti memiliki hubungan istimewa dengan Anto, bagi Olivia kedatangan perempuan itu tak membuatnya marah, karena baginya Anto tak lebih hanya sebagai pemuas hasrat dan napsunya belaka, "Kayaknya kamu pengen ngajar perempuan tadi To, keliatan banget dari wajah kamu yang merasa bersalah, aku yakin ada sesuatu antara kalian, dan mudah-mudahan perempuan itu bukan istri orang, andai terjadi lagi peristiwa di di Surabya maka tamatlah riwayatmu to, aku tak akan membantumu lagi." Ujar Olivia dalam hati.
"Ya sudah, aku laper, tolong kamu cari makanan beb.apa aja deh." Ujar Olivia yang kemudian melompat ke atas tempat tidur, Olivia sengaja membiarkan Anto mengejar perempuan yang tadi.
"Oke deh, beli nasi padang aja ya, atau mekdi?" Tanya Anto sambil mengenakan pakaiannya.
"Teserah kamu aja deh.." jawab Olivia.
"Ya udah, tunggu ya beb." Anto bergegas pergi meninggalkan Olivia yang pura-pura tidur.
Di luar kamar, Anto celingukan mencari keberadaan Maya, namun sepanjang lorong apartemen, tak ada satupun manusia terlihat, Anto bergegas menuju lift, berkali-kali dia mengumpat karena jalan lift yang terasa lambat, sesampainya di Lobbi, Anto kembali celingukan mencari Maya, namun suasana Lobbi terlihat normal, beberapa orang tengah duduk sambil berbincang, tak ada sosok Maya di sana, Anto kemudian menuju meja resepsionis,
"Ohh tadi ada sih pak, dua orang perempuan dan seorang pria sekitar 15 menit lalu kayaknya." Ujar Seorang wanita.
"Dua orang? Kayaknya bukan deh, ada perempuan pake hijab sendirian, kayak orang sedang sedih gitu." Tanya Anto lagi.
"Gak ada lagi Cuma itu, kayaknya perempuan yang satu pingsan digendong lelaki, dan satu orang perempuan lagi terlihat menangis, Cuma itu aja." Ujar sang resepsionis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Istri
General FictionKisah ini adalah tentang Perjalanan Seorang Perempuan Muda Dalam Menemukan Kebahagiaan Ragawinya, kekecewaannya pada suaminya seolah menemukan satu pelabuhan baru, wanita muda yang berasal dari kalangan atas, terjebak dengan pesona pria dari kalan...