Mila terdiam memegang Hpnya, pikirannya mulai menerawang kemana-mana. Andi yang melihat istrinya terdiam setelah menerima telepon lalu menghampiri Milla. "Ada apa bun, Mas Adam nanya apa?" Tanya Andi, Milla hanya memandang suaminya, "Yah, aku pergi ke rumah Maya sebentar ya, tolong nanti, kalau bangun, bikinin susunya ya, sebentar aja ya.."
Andi hanya mengangguk memberikan izin, dia yakin ada sesuatu yang harus dilakukan istrinya itu, kalau dari pembicaraan anatara mas Adam dan Milla, sepertinya Mas Adam mencari Maya. Tanpa mengganti dasternya, Milla hanya mengenakan cardigan untuk menutup dasternya, "Nanti bunda cerita semua ya yah..." Milla mengecup pipi suaminya lalu bergegas mengambil kunci mobil.
Di dalam mobil, Milla teringat jumat kemarin, sahabatnya itu pulang kAntor lebih cepat, wajahnya juga terlihat pucat saat itu, "Duh apa jangan-jangan Maya sakit trus pingsan di rumah, aduhhh.., tapi kenapa dia bilang ama mas Adam jalan sama aku ke mal, duh nih anak ngapain sih.." Milla memacu mobilnya, untung saat itu hari sabtu hari libur, jalanan masih cukup lengang pagi itu.
Setengah jam kemudian Mobil Milla telah sampai di gerbang perumahan Maya. Kebetulan ada beberapa warga disana yang sedang bersiap-siap olahraga Gowes, sehingga Milla bisa masuk ke dalam kompleks perumahan Maya, di depan rumah Maya, Milla menghentikan mobilnya dan turun, seingat dia Maya kemaren ke kAntor menggunakan mobil, tapi kini dia tak melihat ada mobil parkir disana.
"Sepertinya Maya gak ada di rumah, kemana dia sih? Bikin orang cemas saja, handphonenya juga mati lagi," Milla tetap penasaran, dibunyikan bel rumah Maya, Milla lalu masuk dan mengintip melalui jendela, namun jendela itu tertutup hordeng.
"Maaf, Mbak cari siapa ya?" Suara seorang perempuan mengejutkan Milla, dia menoleh ke arah suara, seorang perempuan setengah baya menatapnya dari balik tembok, sepertinya wanita itu adalah tetangga Maya, Milla menghampiri Bu Arif yang tadi menyapanya.
"Maaf ya bu, jadi ganggu istrirahat ibu, ini saya cari teman saya, apa ibu tahu yang punya rumah ini kemana ya?" Tanya Milla.
"Ohh itu, kemaren sih Mas Adam berangkat ke Surabaya pagi-pagi dan Mbak Maya ke kAntor." Jawab Bu Arif, "...kayaknya mbak Maya sejak berangkat ke kAntor kemaren, hingga sekarang belum pulang."
"Ohh gitu ya bu, ya sudah terima kasih atas informasinya bu, kalau begitu saya pamit dulu." Ujar Milla.
Didalam mobilnya Milla menatap kembali rumah Maya, hatinya bertanya-tanya ada apa dengan Maya, gak seperti biasanya sahabatnya itu pergi tak memberi kabar, apalagi informasi dari tetangga sebelah rumah yang mengatakan Maya sejak jumat gak pulang, "lantas Maya sekarag dimana? duh bikin cemas aja nih orang." Milla bersungut kesal.
Di sisi lain Milla juga khawatir dengan sahabatnya itu, setahunya, Maya tak memiliki banyak kerabat di Jakarta, biasanya dia paling main kerumahnya. Dan sekarang dimana dia, duh hati Milla berdebar-debar kencang, Milla yakin kalau Maya baik-baik saja, namun yang membuat Milla tidak habis pikir adalah Maya membohongi mas Adam suaminya , bilang kalau pergi dengannya, Mila teringat beberapa perubahan perilaku sahabatnya ini sejak seminggu terakhir, Milla sering memergoki sahabatnya itu tersenyum-senyum sendiri, apa mereka berdua sedang ada masalah, tapi kayaknya kalau melihat wajah Maya yang cerah, rasanya tak mungkin.
Milla melihat panggilan dari suaminya, segera diangkatnya panggilan itu, "Ya yah.." jawab Milla.
"Gak tahu, ini bunda dirumahnya, kata tetangga sebelah rumah, Maya sejak jumat gak pulang ke rumah, bingung bunda mau cari kemana, khawatir juga sih." Lanjut Milla.
"Bunda tahu barangkali teman-teman Maya atau kerabatnya yang dekat disini." Tanya Andi suaminya.
"Setahu bunda, Maya itu gak punya teman lain selain bunda, apalagi kerabatnya, Maya gak pernah cerita mengenai keluarganya, yang bunda tahu, Maya itu cuman punya nenek, tapi neneknya juga udah lama meninggal, duh trus gimana nih Yah.." Milla balas bertanya meminta pertimbangan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Istri
قصص عامةKisah ini adalah tentang Perjalanan Seorang Perempuan Muda Dalam Menemukan Kebahagiaan Ragawinya, kekecewaannya pada suaminya seolah menemukan satu pelabuhan baru, wanita muda yang berasal dari kalangan atas, terjebak dengan pesona pria dari kalan...