Sekolah Dasar Bongseong memiliki halaman yang super luas, tidak seperti bangunannya yang tidak begitu besar. Kata Mr. Park, yang bersekolah hanya puluhan siswa. Tidak banyak anak kecil di Bongseong karena kebanyakan yang tinggal di wilayah itu memang para warga senior berumur lanjut. Nari mendengar penjelasan itu saat mereka berjalan bersama-sama menuju Sekolah Dasar Bongseong bersama Mr. Park dan teman-temannya--termasuk Joshua dan Jeonghan. Sekolah Bongseong sendiri berada tidak jauh dari toko kelontong tempat mereka mampir pertama kali dari bandara.
"Deok! Antarkan Kak Nari dan Kak Somin ke kelasmu, ya!" Mr. Park berseru pada Deok yang memperlihatkan senyum ompongnya pada Nari dan Somin. Anak itu segera menjulurkan tangan pada Nari, yang diterima oleh gadis itu dengan gemas.
"Lucunya." Somin ikut memuji, mengelus puncak kepala Deok gemas. Tanpa disuruh ia ikut menarik tangan Deok yang bebas hingga ketiganya berjalan sambil berpergangan tangan menuju kelas anak itu.
"Deok, kau suka bersekolah di sini?" Somin bertanya penasaran. Deok menganggukkan kepala. "Suka." Jawabnya dengan suara super imut.
Nari meringis, menahan diri untuk tidak mencubit pipi anak itu. Sedangkan Somin sudah menahan langkah mereka, ia berjongkok dan mencubit pipi Deok tanpa ampun.
"Deok! Kau mau aku bawa ke Seoul nggak?" Tanya Somin kemudian setelah punggung tangannya ditepuk Nari agar tidak berlebihan mencubit pipi anak itu.
"Nggak." Jawab Deok cepat. "Aku nggak suka Seoul."
"Kenapa?"
"Nggak suka." Jawab Deok sambil melepaskan genggamannya dari Nari dan Somin. Tiba-tiba anak itu berlari, berbelok ke koridor yang lain sambil tertawa.
"Kelasku yang itu!" Serunya sambil menunjuk kelas di ujung koridor saat Nari dan Somin ikut berbelok dengan langkah santai.
Nari jadi tersenyum melihat Deok yang super aktif, mengejar Deok dengan lari kecil. "Tunggu aku, Deok! Kak Nari akan tiba ke kelasmu secepat angin!!"
Somin refleks mendengus melihat Nari yang jadi lebay. Tapi senyumnya tidak bisa disembunyikan. Tiba-tiba ia menggerakkan tangan seperti tokoh Power Rangers yang akan berubah. "Somin sang penakluk juga akan tiba secepat tornado! Tunggu aku, Deok!!"
~~~
Somin terduduk di salah satu bangku, ia menggeram, kelelahan membersihkan kelas Deok bersama Nari. Beberapa anak yang awalnya membantu mereka sudah bermain di lapangan--termasuk Deok--tidak peduli dengan volunteer-volunteer yang masih bersusah payah membuat kelas mereka bagus. Nari terkekeh melirik Somin, gadis itu masih asyik menyusun prakarya di atas loker yang sudah bersih dari debu seakan belum lelah bekerja hampir setengah hari.
"Kau tidak capek!?" Tanya Somin dengan suara serak.
"Aku nggak bisa berhenti kalau belum selesai, Somin. Rasanya janggal." Jawab Nari yang sebenarnya tidak menjawab pertanyaan Somin dengan jelas.
"Sisa apa, sih!?"
"Sisa menyusun semua barang ke tempat semula." Nari menjawab santai. Meski lelah, Somin tetap bertanya dengan garang. Untung saja tidak ada anak-anak di sana, kalau ada tentu saja mereka jadi takut dengan sikap Somin itu.
"Capeeekk..." Rungut Somin.
"Ya sudah istirahat saja dulu." Titah Nari.
"Kau haus?"
"Kau mau mengambilkanku air mineral memangnya?"
Somin diam sesaat, tampak berpikir sedangkan Nari berkacak pinggang menunggu keputusannya. Wajah Somin sangat serius, menimbang-nimbang apakah ia rela berjalan melewati beberapa kelas untuk mengambilkan Nari air mineral atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start Again [Complete]
FanfictionDipertemukan dengan mantan di Pulau Jeju saat liburan Musim Panas. Akankah hati Nari baik-baik saja? Atau malah porak-poranda?