22

416 55 2
                                    

Joshua memandang Nari yang tengah bermain dengan anak-anak di lapangan Sekolah Dasar Bongseong. Secara tidak sadar ia tersenyum lebar, membayangkan beberapa kejadian yang menimpa mereka akhir-akhir ini. Rasanya menyenangkan bisa kembali seperti dulu meski sekarang ia tidak lagi menjadi seorang siswa. Tapi setidaknya, kehidupan sekolahnya yang penuh dengan Nari bisa kembali di saat ia duduk di bangku kuliah.

Ia memang tidak bisa pungkiri, kalau kenangan sekolah menengah atasnya memang kebanyakan soal Nari. Dan Joshua pun tidak bisa melupakan kenangan-kenangan itu meski ia pindah ke LA dan bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai macam budaya.

Masa-masa sekolah memang tidak bisa terlupakan, bukan?

"Daripada memandangnya terus, bukannya lebih baik menghampirinya sekalian?"

Jeonghan menepuk bahunya pelan, pria itu nyengir sambil duduk di samping Joshua dan menegak air mineral dari botol yang ia genggam daritadi.

"Nanti." Kata Joshua ikutan nyengir. Ia melirik Jeonghan sekilas dan kembali memperhatikan Nari yang bermain lompat tali dengan anak-anak kelas 4 SD. "Kau tidak lanjut main dengan Somin?"

Botol minuman yang sudah kosong ditepuk Jeonghan ke lengan Joshua. Pria itu mendesis kesal lalu menghela napas gusar. "Dia seagresif Nari zaman sekolah dan itu... menyebalkan."

"Tapi Nari tidak menyebalkan."

Jeonghan mendecakkan lidah, menahan diri untuk tidak melempari Joshua yang sudah tertawa renyah dengan botol mineral di tangannya. Sahabatnya itu memang kadang menyebalkan, tapi ia lebih menyebalkan lagi.

"Nari memang cocok denganmu yang pasif. Dia bisa mengimbangi sifatmu yang terlalu santai menghadapi apapun. Kalau aku... hah... aku tidak bisa."

"Nari juga tidak menyukaimu." Ujar Joshua menahan tawa. Jeonghan nyengir, ia memandang Nari sekilas, lalu kembali menatap sahabatnya yang fokusnya sudah terbagi itu.

"Aku tahu! Aku juga tidak menyukainya! Sifat kami bertabrakan." Kata Jeonghan sempat berseru menahan tawa. "Tapi aku mendukung kalian untuk balikan, kalian cocok."

"Aku tahu." Joshua berkata pelan, kembali memandang Nari sambil tersenyum tipis. Ia ingin sekali memberitahu Jeonghan tentang hubungannya dengan Nari yang sesuai dengan impiannya. Sayang beribu sayang, Nari ingin hubungan mereka dirahasiakan untuk sementara waktu agar tidak mengganggu fokus Nari sebagai seorang volunteer.

"Jangan dipandangi, doang!" Jeonghan berseru, mendorong punggung Joshua pelan. "Cepat! Hampiri dia!"

 "Cepat! Hampiri dia!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Somin tersenyum menggoda kepada Nari yang tengah menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sebentar lagi ia harus bertemu Joshua, sebagai syarat backstreet hubungan mereka dimana Joshua meminta setiap malam mereka bertemu hanya untuk berbicara. Tidak setiap malam sebenarnya, karena terkadang mereka terlalu lelah dan harus beristirahat setelah berkegiatan setiap hari.

Start Again [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang