23

372 54 4
                                    

Perseteruan Nari dan Jeonghan sudah bermula sejak lama, bahkan sebelum ia berkenalan dengan Joshua. Tapi Nari sudah tahu Joshua sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, saat pria itu pindah ke kawasan rumahnya. Pemandangan yang tidak bisa Nari lupa waktu ia berjalan ke halte bus untuk ke sekolah, melihat remaja pria yang tubuhnya agak kurus tengah membantu kedua orangtuanya membawa kotak-kotak barang ke dalam rumah yang tidak jauh dari rumahnya.

Anak itu Hong Jisoo. Yang namanya ditahu Nari dari Ibunya yang pernah dibawakan Kue Beras oleh Joshua sendiri.

Dan Jeonghan. Pria itu adalah senior terjahil dan selalu menjadi biang kerok beberapa peristiwa di sekolah. Nari senang saat tahu Joshua satu sekolah dengannya, tapi juga kesal karena ia bersahabat dekat dengan Jeonghan.

Butuh waktu lama bagi Nari untuk mengumpulkan tekad mendekati Joshua. Dari sekolah menengah pertama hingga akhirnya ia memberanikan diri menanyai nama Joshua secara langsung saat tidak sengaja bertemu dengan pria itu di tempat pembuangan sampah belakang sekolah.

Tempat yang buruk, memang.

"Senior... Jisoo, kan?"

Joshua yang baru selesai memilah sampah menganggukkan kepala, ia tersenyum melihat Nari datang dengan dua plastik besar berisi sampah kelas.

"Anaknya Ibu--Tante Kim?"

Nari terperangah. Joshua menyebut Ibunya dengan ramah seakan sudah cukup dekat dengannya.

"Aku, Kim Nari, senior."

"Ah... Kim Nari. Salam kenal." Ujar Joshua santai. Ia menepuk-nepuk tangannya yang agak kotor, sama sekali belum ingin beranjak dari sana.

Nari pun mematung. Ia bahkan lupa dengan tugasnya untuk memilah sampah. Tadi ia memanggil nama Joshua tanpa berpikir dua kali dan setelah itu ia pun tidak tahu harus berbicara apa kepada Joshua yang sudah lama ditaksirnya dalam diam.

"Besok kau mau ke Anseong Farmland, ya?"

Kali ini Nari tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Ia melihat Joshua dengan dua mata melebar. "Anseong Farmland? Jadi, Ibu mau mengajakku ke sana!?"

Nari terkejut karena dua hal. Hal pertama karena Joshua tahu besok keluarganya akan berlibur, hal kedua karena Joshua tahu akan kemana mereka berlibur! Padahal Ibu dan Ayahnya sengaja merahasiakan tujuan liburan mereka ke Nari.

Joshua memiringkan kepala, ia heran melihat Nari yang terperangah. "Eh? Ibu... Tante Kim yang memberitahuku. Atau... bukan Anseong Farmland?"

"Ya! Ya! Anseong! Anseong Farmland!" Seru Nari sambil tertawa. Ia ingin cepat-cepat pulang untuk menggoda kedua orangtuanya yang tidak berhasil memberikannya kejutan sekarang.

Melihat tingkah Nari yang tertawa membuat Joshua makin heran. Ia mengernyitkan dahi, ingin menggaruk tengkuk tapi tangannya tertahan di udara.

"Yaa! Tanganmu bekas sampah!" Jeonghan berseru sambil menahan tangan Joshua. Pria itu tiba-tiba sudah ada di sampingnya, mengernyit menatap Nari yang masih tertawa renyah di hadapan mereka.

"Yaa! Kenapa kau tertawa!?" Seru Jeonghan pada Nari yang langsung mengatupkan mulut. Ia baru sadar kalau Jeonghan berada di sana.

"Bukan karena apa-apa." Jawab Nari sewot lalu berjalan ke kontainer sampah besar yang terbagi menjadi 3 bagian.

Sikap gadis itu langsung berubah lebih dingin. Ia paling tidak suka berhadapan dengan Jeonghan. Pria itu pernah menjahilinya di depan rumah, saat Nari asyik memperhatikan Joshua saat mereka pulang sekolah. Yang menjadi awal mula perseteruan mereka.

"Yaa! Kim Nari!! Kau tidak menertawai Jisoo, kan!?"

Nari mendecakkan lidah. Ia melirik Jeonghan dan Joshua yang masih anteng berdiri di dekat kontainer sampah. "Tidak."

Start Again [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang