Entah apa yang dilakukan Jeonghan sampai ia dan Nari bisa beristirahat lebih cepat dibandingkan teman-temannya yang lain. Kedua orang itu duduk di atas terpal besar yang dipasang Mr. Park di taman itu sebagai tempat makan siang para volunteer, menyantap roti lapis sambil menikmati embusan angin yang sepoi-sepoi. Rasanya cukup awkward dan Nari ingin sekali kabur dari sana kalau perutnya tidak lapar.
"Apa tujuanmu sebenarnya, sih, Nari?"
Pertanyaan keluar dari mulut Jeonghan dan membuat Nari terkesiap. Ia tidak paham maksud pertanyaan lelaki di sampingnya itu. Didelikkan matanya ke arah Jeonghan. "Maksudmu?"
"Tujuanmu... mengelak perasaan Joshua." Jawab Jeonghan agak ragu. "Aku tidak tahu, tapi menurut nalarku kau masih menyukainya. Yang membuatku aneh, kalau kau memang masih menyukainya... kenapa perasaan Joshua selalu kau tolak?"
Napas Nari terhela pelan. Kalau saja Jeonghan tahu fakta yang sebenarnya. Tapi diantara semua orang yang ada di Jeju, ia paling tidak ingin Jeonghan mengetahui hubungannya dengan Joshua. Pria itu kelak akan menjadi manusia yang paling menyusahkan dan menyebalkan tingkahnya.
"Kau tidak berniat membalas dendam, kan?" Dengan santainya Jeonghan bertanya.
Kedua tangan Nari yang tidak lagi memegang roti lapis terkepal sempurna. Kalau Jeonghan adalah Soonyoung atau Jihoon, ia tidak akan segan meninju tangannya ke bahu pria itu. Masalahnya, pria itu Jeonghan. Nari juga tidak begitu dekat dengannya.
"Aku tidak punya waktu kosong untuk membalas dendam, Kak. Pikiran itu tidak pernah terlintas di kepalaku."
"Ya... aku, kan, bukan kau yang tahu isi pikiranmu. Aku cuma berspekulasi." Kata Jeonghan lalu menyesap air mineral.
Nari mendecakkan lidah. Memang tidak berguna berbicara dengan pria itu.
"Aku harap kau bisa membalas perasaan Joshua secepatnya. Dia tidak pernah berpindah hati meski sudah digoda oleh berbagai macam wanita cantik di LA. Sahabatku itu cukup gila sampai masih mau balikan denganmu." Jelas Jeonghan sambil menahan tawa. Ia sempat membayangkan Joshua mendelikkan mata kepadanya karena berkata seperti itu.
"Meski aku tidak menyukaimu dan Joshua sahabatku... aku rela kalau kalian berhubungan kembali seperti dulu." Lanjutnya membuat Nari mendesis, "aku juga tidak menyukaimu."
"Aku tahu. Makanya... terima saja Joshua!"
Sebenarnya Nari masih ingin beradu mulut dengan Jeonghan. Tapi urung karena emosinya sudah mulai naik apalagi Jeonghan bukan orang yang mudah dikalahkan. Apalagi adu mulut itu tidak ada gunanya, toh Nari sebenarnya sudah balikan dengan Joshua.
"Oh iya... kau ingat dengan gelang yang kau berikan kepada Joshua saat dia ulang tahun?" Jeonghan bertanya tiba-tiba hingga Nari memandangnya penasaran.
"Dia masih menyimpannya?"
Jeonghan menganggukkan kepala, sedikit nyengir. "Aku tidak sengaja merusaknya. Gelang itu sudah tidak bisa dipakai, tapi Joshua masih menyimpannya."
Nari menarik napas panjang. Ia kembali menahan diri untuk tidak menjambak rambut Jeonghan. Pria itu memang bedebah sampai Nari berseru secara tidak sadar. "Gila!"
"Tapi kalau aku tidak merusaknya, kita tidak akan tahu perasaan Joshua yang sebenarnya, kan?"
~~~
Diam-diam Joshua menggenggam tangan Nari saat keduanya berjalan di barisan paling belakang menuju mobil yang terparkir untuk kembali ke asrama setelah menunggu semua anak SD Bongseong yang hari ini pergi ke Taman dijemput orangtua mereka. Sepasang kekasih itu tersenyum, memandang lurus ke depan seperti tidak ada hal spesial yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start Again [Complete]
FanfictionDipertemukan dengan mantan di Pulau Jeju saat liburan Musim Panas. Akankah hati Nari baik-baik saja? Atau malah porak-poranda?