23

1.7K 94 1
                                    

Bita berniat pengin ke kantor Briyan setelah pulang kerja. Namun setelah dipikir-pikir lebih baik dia urungkan niatnya itu. Walapun bayangan Erlita sedang berduaan dengan suaminya terus bermunculan, namun dia takut malah nggak bisa nahan emosi. Dan buruknya, dia bakal dikira orang sebagi istri pecemburu. Mengingat dia sebenarnya juga nggak yakin seratus person Briyan janjian sama cewek itu. Pasalnya selama ini memang suaminya itu tidak pernah menanggapi Erlita.

Bita akhirnya tetap memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Tapi dia tetap akan bertanya kemana Briyan selama ini. Selama sudah dua minggu lebih selalu pulang telat.

Sampai di rumah dia segera mengerjakaan pekerjaan sore yang biasa dikerjaan. Seperti mencuci piring kotor, menyiapkan makan malam, dan tak lupa mandi sore.

Setelah maghrib Bita termenung di ruang tengah. Teve menyala menyiarkan program sinetron. Awalnya Bita masih memperhatikan ceritanya. Istri yang dikhianati suami. Namun ujungnya dia malahmelamun.

Benarkah? Tapi selama ini Briyan bersikap baik padanya. Tidak ada yang aneh kecuali dia jadi sering pulang agak malam.

Pikiran-pikiran it uterus menghantuinya. Sampai terdengar suara mobil masuk pekarangan rumah.

“Haiii, Ta. Aku udah beliin, nih, susunya!” sapa Briyan seraya memamerkan kantong plastic di tangannya.

Briyan sampai rumah tepat pukul delapan. Dilihatnya  Bita sedang menonton televise. Namun setelah dia perhatiakn, perempuan itu tidak benar-benar sedang menyimak.

“Aku maunya susu yang lain, bukan merek itu lagi!” sergah bita cemberut.

Briyan mengeryitkan dahi. Diletakkannya box susu itu di atas meja. Kemudian dia duduk di samping Bita. Briyan tadi sengaja mampir dulu ke supermarket. Membeli susu sendirian supaya Bita nggak marah karena tadi dia nggak bisa menerima ajakan wanita itu.

“Kan, biasanya ini, Ta,” jawab Briyan.

“Aku mau yang lain. Yang bukan pilihan mantan calon pacarmu itu!” Bita semakin mengerucutkan mulutnya.

“Lah? Kenapa? Mulai lagi, deh.” Briyan masih bersikap tenang walapun hatinya dongkol.

“Terus emangnya kenapa kalau mau ganti? Kamu nggak suka?” Bita nyolot.

“Ya, ngakpapa, Ta. Tapi ini dihabiskan dulu, ya. Besok kalau udah habis kita beli lagi,” ujar Briyan. “Kan, sayang mubadzir kalau nggak diminum,” lanjut Briyan setelah jeda beberapa saat.

“Pokoknya nggak! Siapa suruh beli nggak mau. Malah lebih mentingin cewek itu.”

Deg!

Briyan sedikit terkejut. Apa Bita melihat dia sedang bersama Olivia tadi. Kalaupun lihat, kan dia disana sedang kerja, nggak cuma berdua lagi. Harusnya Bita nggak semarah ini berhubung cewek itu nggak tahu masa lalu Olivia.

“Jangan kayak anak kecil, deh, Ta. Baru pulang kerja, capek-capek udah diomelin aja!” tukas Briyan sedikit jengkel.

“Kamu pikir aku juga nggak capek? Pulang kerja langsung beberes rumah. Kamu malah berduaan sama Erlita!” Bita pun semakin tersulut emosinya.

“Yang suruh kamu kerja siapa, ha? Aku udah minta kamu berhenti tapi kamu ngeyel. Sekarang ngeluh capek. Salah siapa?” balas Briyan.

Bita terdiam mematung di tempatnya. Ada benarnya yang dikatakan Briyan. Dan sialnya dia malah mengucapkan kalimat itu disaat mereka bertengkar. Sudah pasti Briyan bakal menggunakan kesempatan itu untuk menyalahkannya lagi.

“Dan satu lagi, aku nggak sama Erlita,” lanjut Briyan.

Briyan bergegas pergi ke kamar. Sedangkan Bita masih terbengong-bengong mencerna kata-kata suaminya. Briyan mengatakan tidak sama Erlita. Berarti dia seharian ini sudah salah menebak.

Ya ampun… bisa-bisanya aku terpancing emosi gara-gara story tuh cewek, batin Bita. Sekarang dia harus berpikir gimana caranya supaya Briyan tidak marah lagi dan tetap mengijinkannya untuk bekerja.

LIVE AFTER MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang