50

2.5K 122 0
                                    

“Ya, toko kue kebakaran.” Suara Olivia terdengar lirih dari ujung sambungan.

“Kok bisa? Sudah ada pemadam?”

“Nggak tahu. Udah. Tapi aku takut banget, Yan. Kamu kesini, ya?”

Briyan diam sesaat. Dia dilemma harus bersikap bagaimana. Di satu sisi dia sudah janji dengan Bita tidak akan berhubungan lagi dengan Olivia. Di sisi lain dia tahu betul Olivia mempunyai trauma dengan kebakaran.

“Yan, aku mohon. Aku nggak punya siapa-siapa di sini,” rengek Olivia.

Suara gadis itu terdengar ketakutan. Briyan paham betul walaupun dia tidak melihat langsung. Akhirnya hatinya luluh. Dia tidak tega. Olivia memang hanya sendirian di kota ini. Sementara ibunya sedang di rumah orangtuanya sendiri karena kondisi Oma Olivia sedang tidak stabil. Sementara ayah Oliv sudah meninggal karena kebakaran rumah beberapa tahun lalu. Tepat saat Olivia masih kuliah, masih menjadi pacar Briyan.

Briyan membelokkan arah mobilnya menuju toko kue Olivia. Dia sempat ingin mengabari Bita, namun ternyata ponselnya sudah kehabisan baterai duluan.  Tadi di kantor dia lupa mengecash. Lebih tepatnya karena saking sibuknya jadi tidak begitu memperhatikan ponselnya.

Nanti saja, dia harus memeriksa kondisi Olivia dulu. Baru setelah Olivia lebih tenang, dia akan pulang atau mencoba menghubungi Bita, pikirnya.

Sesampai di toko kue bangunan itu sudah berubah warna menjadi hitam. Banyak orang berkumpul di sana. Petugas pemadam kebakaran masih berupaya memadamkan sisa-sisa api. Briyan segera mencari sosok Olivia.

“Liv.” Briyan menemukan gadis itu tengah berjongkok di pojok halaman sambil menutup mukanya. Ada beberapa pegawai yang menemani. Namun mereka tak bisa berbuat apa-apa.

Olivia mengangkat wajahnya dan menemukan Briyan sudah berdiri di hadapannya. Gadis itu segera berdiri dan memeluk Briyan erat. Para pegawai yang tadinya menemani Olivia segera menyingkir, tidak mau terlibat lebih jauh dengan urusan bosnya dan pria yang belakangan mereka ketahui sudah beristri dan sedang hamil.

Briyan membalas pelukan itu. Bagaimana pun saat ini Olivia butuh dirinya. Untuk sekadar menenangkan. Gadis itu pasti trauma sekali.

“Makasih, ya, Yan. Kamu mau datang ke sini,” ucap Olivia. Sekarang gadis itu sudah lebih tenang.

Briyan mengangguk.

“Makasih kamu masih peduli sama aku,” ucap Olivia lagi.

“Aku cuma inget aja kamu punya trauma dengan kebakaran. Well, sekarang semuanya sudah ditangani petugas. Dan Alhamdulillah nggak ada korban. Lebih baik kamu dan yang lainnyab segera pulang dan beristirahat.”

“Terus gimana dengan toko kue aku, Yan?” tanya Olivia dengan mata berkaca-kaca.

“Besok dipikirkan lagi. Lebih baik sekarang kamu pulang istirahat dulu. Nenangin pikiran.”

“Aku nggak tahu lagi gimana caranya bangkit.”

“Semua pasti ada jalanannya. Yang sabar, everything is gonna be ok. Pasti ada hikmah lain di balik semua ini.”

“Apakah besok kamu mau membantuku?”

“Maaf, Liv, aku nggak bisa untuk yang satu itu. Kamu tahu sendiri gimana aku dan kerjaanku.”

“Bukan membantuku soal modal. Tapi…, emmm…, paling nggak menemukan solusi apa buat aku bangkit lagi.”

Briyan hanya menggeleng.

Olivia menekuk wajahnya. Dia pikir Briyan tadi benar-benar masih sangat peduli padanya. Namun melihat penolakan Briyan kali ini, haruskan dirinya meragukan perasaan itu?

Briyan tahu Olivia kecewa. Namun dia lebih tidak ingin membuat Bita kecewa.

Bita meraih ponselnya. Mencoba menyalakannya. Kebetulan tadi ada pegawai yang membawa powerbank di tasnya dan berhasil meraih benda itu sebelum berlari keluar saat kebakaran.

Ada banyak panggilan tak terjawab dari Bita dan papanya. Ada apa?

Briyan menemukan satu pesan dari Bita. Belum sempat membukanya sudah ada panggilan masuk dari papanya.

“Halo, Pa?”

“Kamu di mana? Kenapa nggak bisa dihubungi? Bita sudah mau melahirkan!” Suara papanya terdengar marah dari ujung telepon.

“Sekarang dimana, Pa?” tanya Briyan gugup. Rasa bersalah menyusup di hatinya. Mengapa dia tadi justru memilih mengangkat telepon Olivia di saat istrinya juga sedang sangat membutuhkannya?

LIVE AFTER MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang