8

2.3K 108 0
                                    

Briyan baru saja hendak memutar balik mobilnya ketika tiba-tiba dia sudah melihat istrinya dikerumuni banyak orang. Perempuan itu tadi hampir aja jatuh. Untungnya ada seorang cewek yang mungkin juga pegawai kantor tempat Bita bekerja sedang berjalan di belakangnya. Cewek itu cepat tanggap saat melihat orang di depannya mulai jalan sempoyongan. Dia baru saja ingin mensejajari langkah Bita tapi wanita itu tiba-tiba sudah roboh menimpa tubuhnya. Untung badannya lebih besar sehingga dia bisa menahan tubuh Bita sejenak sampai orang-orang disekitarnya membantu.

Briyan buru-buru turun dari mobil dan menghampiri kerumunan itu. Beberapa teman Bita yang juga ada di tempat tahu bahwa dia adalah suami BIta. Makanya mereka mempersilakan Briyan membawa istrinya ke klinik terdekat. Bita langsung masuk UGD dan sedang diperiksa dokter. Sementara Briyan sedang mengurus data diri dan keperluan lainnya di administrasi.

"Halo, Pak. Saya hari ini ijin terlambat, ya, Pak. Istri saya tiba-tiba pingsan dan saya harus mengantarnya ke dokter." Briyan menelpon atasannya untuk meminta ijin. "Iya, Pak, ini masih diperiksa dokter. Baik, Pak, makasih banyak, Pak." Briyan menutup pangilannya dan kembali memasukkan ponsel ke kantong. Setelah urusan administrasi selesai, dia bergegas kembali ke ruang UGD.

Dokter keluar ruangan. Briyan segera berhambur menemuinya. "Bagaimana keadaan istri saya, Dok?"

"Alhamdulillah pasien dalam keadaan baik, Pak. Hanya butuh banyak istirahat saja," jawab dokter diikuti anggukan Briyan.

"Dan selamat, ya... Sebentar lagi anda akan menjadi seorang Bapak," lanjut dokter itu.

"Yang benar, Dok? Jadi istri saya hamil? Padahal baru beberapa hari yanglalu, lho, dok kami bikinnya. Belum ada sebulan kami menikah?" tanya Briyan dengan bodohnya karena masih tak percaya dengan ucapan sang dokter.

"Betul, Pak. Usia kandungannya sekarang memasuki lima minggu. Usia ini dihitung dari hari pertama terakhir istri bapak menstruasi, ya. Jadi wajar saja, kemungkinan ketika menikah, istri bapak sedang dalam masa suburnya. Dan, Alhamdulillah rejeki bapak dan istri sebentar lagi akan menjadi orangtua," jelas dokter itu lantas pamit untuk memeriksa pasien lain.

Perasaan Briyan saat ini benar-benar haru. Bahagia luar biasa ketika dia mendengar kabar itu. Langkah kakinya lalu menuju istrinya yang sedang dibantu bangun oleh perawat. Dia lalu memeluk istrinya erat. Nggak peduli ada mbak-mbak perawat disitu. Dia bahkan lupa biasanya dia paling malu dan nggak bisa mengungkapkan rasa sayangnya pada istrinya sendiri secara langsung, apalagi ada orang lain di sekitarnya. Tapi kali ini beda, seakaan ada kekuatan lain yang mendorongnya untuk berani menunjukkan perasaannya saat ini, bahagia.

LIVE AFTER MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang