[06]

6.6K 373 3
                                    

Pada malam harinya mereka berada di meja makan bersama. Asya melirik ke arah Adam yang sangat menikmati makanannya dengan tenang. Bagaimana tidak, cuaca di luar sedang hujan deras. Dan yang sedang mereka makan adalah ayam bakar yang hangat dengan toping saus di atasnya. Sungguh nikmat bukan?

Karena Adam merasa dirinya di perhatikan. Ia pun menoleh, dan mendapati istrinya tengah menatap dirinya dengan tatapan cengo. Gerald dan Syifanya yang melihat itupun hanya cekikikan, menurut mereka Asya dan Adam sangat lucu jika sedang makan bersama.

“Kenapa kamu lihatin saya begitu?” tanya Adam memakan ayam bakarnya.

Asya tersadar dari lamunannya. “Euhhh... Siapa yang lihatin elo, orang gue lagi lihatin akuarium di belakang lo,” ketus Asya mencari-cari alasan.

Adam mengangguk, kemudian ia menaruh sendok dan garpunya. Adam memperhatikan Asya balik, membuatnya salah tingkah. Gerald dan Syifanya berpamitan untuk tidur duluan, karena mereka tidak ingin merusak momen anaknya dengan menantunya itu. Sepeninggalan orang tua Asya, tinggalah Adam bersama Asya di meja makan.

Adam melihat dari sudut bibir Asya ada satu nasi yang menempel. Kemudian ia berdiri dan berjalan ke arah kursi yang diduduki Asya. Ia duduk di sebelahnya dan menangkap kepala Asya.

“Kalau makan itu yang bener dong Sya, masa udah gede makannya masih belepotan,” Adam membersihkan nasi itu dari sudut bibir Asya.

Tanpa sadar kejadian itu di tonton oleh kedua orang tuanya Asya, karena mereka ingin tahu apa saja yang dilakukan oleh menantu barunya  selama Gerald dan Syifanya tidak ada. Asya tetap diam menatap Adam yang cukup dekat dengannya, setelah tersadar. Refleks Asya melemparkan piring ke wajah Adam. Namun sayangnya meleset, hingga piring itu mengenai dinding dapur.

Prang.

“Ngapain lo deket-deket gue, wah lo mau mesum ya!” Tuduh Asya menodongkan garpuhnya ke wajah Adam. Dengan cepat Adam menggelengkan kepalanya. Padahal niatnya ingin membantu, tetapi Asya mudah sekali salah paham.

“Kamu salah paham Sya, saya tadi cuma bersihin nasi di ujung bibir kamu,” ucap Adam jujur. Asya memegangi bibirnya dan kemudian duduk kembali sambil menutup kedua  matanya, malu.

Adam menghela napas panjang, kemudian ia duduk kembali di kursinya yang ia duduki sejak tadi. Terlihat Asya yang hanya diam memperhatikan Adam diam-diam, karena piring makanannya sudah di lempar, jadi Asya hanya bisa diam saja tanpa memegangi apapun.

“Hmm. Mau nggak, nih saya suapin.” Adam menyodorkan sendok makannya ke arah Asya.

“Ihhh nyebelin!” teriak Asya berlari ke kamarnya. Sudah di pastikan sekarang Asya sangat malu, dan apa reaksi Adam yang melihatnya? Ia tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Asya yang menurutnya sangat menggemaskan.

Gerald dan Syifanya pun ikut tertawa di dalam kamarnya, jujur sedari tadi mereka menahan tawanya agar tidak meledak. Namun, saat melihat tingkah Asya yang salah tingkah. Gerald dan Syifanya tak kuasa lagi membendung tawanya.

***

Asya pura-pura tidur di ranjangnya. Kemudian pintu pun terbuka dan terlihatlah Adam yang melepas pecinya lalu duduk di pinggiran ranjang. Saat ingin berbaring, tiba-tiba kaki Asya menguhalanginya. Adam menggelengkan kepalanya dan memindahkan kaki Asya ke tempatnya, saat Adam ingin menyelimuti tubuh Asya, tiba-tiba ...

Bugh.

Aaaaaa. Mesum!” teriak Asya melempar bantalnya hingga mengenai puncak kepala Adam.

“Ssstttt.”

“LO MAU NGAPAIN. APA JANGAN-JANGAN LO MAU BUAT GUE BUNTING HAH! NGAKU LO!” Tuduh Asya menunjuk-nunjuk ke arah Adam sambil berteriak sekencang mungkin.

Adam, Ajari Aku Hijrah. [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang