[08]

5.8K 353 5
                                    

Sang surya menyinari dunia. Namun Asya dan Adam masih saja tertidur di dalam kamarnya, karena sesudah shalat subuh mereka langsung tidur kembali akibat mengantuk. Adam mengucek-ngucekan matanya dan melihat istrinya masih tertidur pulas.

Samar-samar Adam mendengar bunyi alarm, di sebelah tempat tidur Asya. Kemudian Asya terbangun dari tidurnya dan melotot kaget. “Kok lo nggak ngebangunin gue sih, udah tau sekarang gue udah masuk kuliah. Ahhhgghhh!”

Adam menganga lebar saat melihat istrinya yang meloncat dari tempat tidur dan mengambil handuk dengan terburu-buru. Adam menepuk jidatnya, ia lupa kalau hari ini ia akan bekerja. Ya, Adam Memang bekerja di perusahaan GANLADESY GROUP yang dipimpin oleh Papahnya Asya. Gerald Ganlades.

“Sya. Saya duluan yang mandi, hari ini saya akan meeting bersama Papah!” teriak Adam menghalangi pintu kamar mandi. Sekarang Asya berkacak pinggang sambil menghadap ke arah Adam yang menyilangkan tangannya di depan pintu.

“Heh. Gue lebih penting. Karena sekarang gue masuk kuliah, dan ini hari pertama gue kuliah. Lo mau bini lo ini telat datang ke kampus? Terus dihukum. Lo nggak kasihan apa sama gue?!” Amarah Asya semakin meluap-luap. Jujur saja dari awal kenal dengan Adam, Asya sudah tidak suka dengannya. Karena Adam sangatlah menyebalkan.

“Untuk saat ini saya nggak ada kasihan-kasihan sama kamu. Tolong ngertiin saya, Sya. Ini juga buat kepentingan kita.” Adam mulai masuk ke dalam kamar mandi. Namun, kedua tangan Asya mencekal lengannya sehingga Adam yang berada di luar kamar mandi.

“Gue duluan bye!”

Adam tak menjawabnya, namun ia malah ikut masuk ke dalam kamar mandi membuat Asya kaget setengah mati. Dengan sangat terburu-buru Adam membuka bajunya di hadapan Asya. Adam hampir saja ingin membuka celana dalamnya, namun Asya menghentikan aktivitasnya sambil menutup matanya rapat-rapat.

“Lo mau apain gue?!” teriak Asya menutup matanya dengan telapak tangan. Adam tersenyum smirk, inilah kesempatan Adam untuk mengerjai Asya.

Adam mendekati tubuh Asya dan mengunci pergerakannya. Tanpa ada kasihan, ia mendorong tubuh Asya hingga mengenai dinding kamar mandi. Asya melotot takut. Ia mulai membuka matanya secara perlahan, melihat perut sixpack Adam yang terpampang jelas di depan matanya. Adam mulai mendekatkan bibirnya hingga sampai ke telinga Asya. “Mandi bareng yuk!”

Byur.

Refleks Asya menyiram wajah Adam menggunakan air yang berada di bak mandi. Adam mengusap wajahnya secara kasar, kemudian tatapannya beralih kepada Asya yang memundurkan tubuhnya, ketakutan. Malahan Adam tak menyangka kalau Asya sudah mengeluarkan air matanya.

“Kenapa lo lakuin ini .... Gue nggak mau hamil hiks .... Gue--.” Secepat mungkin Adam menempelkan jari telunjuknya di bibir Asya. Ia masih saja menangis sesenggukan. Jujur saaj Asya sangat takut kalau Adam ingin menyetubuhinya di kamar mandi.

“Ssttt. Saya nggak akan ngapa-ngapain kamu, kalau kamu nggak ngizinin. Maafin saya kalau buat kamu takut.” Adam memeluk tubuh Asya mencoba menenangkannya.

Adam menyalakan shower sehingga air pun turun membasahi tubuhnya dan tubuh istrinya. Keinginannya terkabulkan, karena sekarang mereka tengah mandi bersama di bawah shower. Apalagi cara mandi mereka sambil berpelukan seperti ini.

“Jangan nangis lagi. Kita mandi bareng sekarang, aku janji nggak bakalan apa-apain kamu. Karena ini waktunya mepet banget,” ucap Adam melepaskan pelukannya, namun Asya semakin mengeratkan pelukannya.

“Jangan dilepas dulu. Kancing baju atas gue kebuka,” cicit Asya memeluk Adam erat. Kemudian Adam melihat kebawah.

“Jangan lihat!” teriak Asya semakin mengeratkan pelukannya sehingga Adam sesak napas olehnya.

Adam, Ajari Aku Hijrah. [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang