PROLOG.

19K 695 4
                                    


Asya menatap Adam dengan tatapan tajamnya. Bagaimana dia ingin bermain dengan teman-temannya, kalau dirinya saja terus disuruh untuk mengaji, mengaji dan mengaji.

"Cepat baca ini." Adam menunjukan surah Al-Ikhlas dari Al-Qur'an yang berada di hadapannya.

Asya menaikan satu alisnya, dia tidak mengerti tulisan arab seperti itu. Karena memang dirinya baru saja pertama kali mengaji dilingkungan kepesantrenan seperti sekarang.

"Ini apaan sih, gue nggak tau tulisan yang beginian," Asya menyodorkan Al-Qur'an itu ke tangan Adam kembali.

"Kalau kamu tidak bisa mengaji, kenapa tidak belajar. Dan kenapa kamu bersusah payah mau keluar pesantren? kamu tau kan pesantren ini punya aturan. Jangan mentang-mentang kamu anak orang kaya, jadi kamu seenaknya aja maen kabur tanpa sepengetahuan para santri disini—."

"Lo tuh ya, ustadz bukan. Tapi nyeramahin gue nya nauzubillah!" Potong Asya menggelengkan kepalanya.

"Saya bukan menceramahi, tapi itu adalah tugas saya sebagai ketua santri disini. Tolong hargai yang lebih tua dari kamu." Adam bersedekap, dia menatap Asya yang bengong dengan perkataan Adam barusan.

"Jadi lo itu ketua santri?"

Adam mengangguk dan menyodorkan Al-Qur'an itu kepada Asya agar membacanya kembali. "Saya ditugaskan untuk mengajari kamu dari awal sampai akhir, dan kamu. Harus mematuhi semua perintah yang saya buat, dari mulai mengaji tepat waktu sampai—."

"Wahh Kang, disana ada apa ya?" tanya Asya memotong pembicaraan Adam sambil menunjukkan awan yang cerah.

Adam menatap arah pandang Asya yang melihat langit, namun saat dilihat tidak ada apa-apa disana. Adam kembali menatap Asya, namun tanpa disadari olehnya, Asya sudah menghilang dari tempat duduknya.

"ASYA, KAMU PUNYA HUTANG 1 JUZ LAGI SAMA SAYA!!"

"BODO AMAT. GUE NGGAK PEDULI!"

______________________________________

Adam, Ajari Aku Hijrah. [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang