Semakin mendekati Ending.
*****
Keluar dari lift,Lexa melangkah dengan cepat menuju ruangan tari,wajahnya terlihat tegang,seakan menahan sesuatu agar tidak meledak sebelum waktunya
"Selamat siang Bu lexa,bisa saya bantu?" Asisten tari menyapanya dengan sopan,ketika menangkap sosok Alexa mendekat kearahnya,
"Siang," jawab Lexa singkat,tanpa menoleh tangannya langsung mendorong pintu ruangan tari
"Bu Lexa maaf,anda tidak bisa masuk sekarang," tahan sang asisten menghalangi dengan tangannya.
"Saya ada keperluan penting dengan Bos kamu," kekeuh Lexa menerobos masuk tanpa bisa dicegah lagi,
"Ma-aaf Bu,saya sudah berusaha menahan Bu Lexa untuk tidak masuk,tapi,beliau--,"
Tari mengangguk sekali,tangannya memberi kode agar asistennya bisa keluar dari ruangan itu.
"Kamu kenapa?" Tanya tari sedikit khawatir melihat ekspresi Lexa yang lain dari biasanya.
"Aku mau bicara penting," jawab Lexa
"Duduklah," tari menuntun Lexa untuk duduk di sofa ruangan nya,selama dirinya mengenal Lexa,baru kali ini ia melihat expresi Lexa yang sangat tidak santai,hal itu membuatnya menjadi penasaran,"Ada masalah apa?"
Entah kenapa Hatinya sedikit was-was,perasaan takut menyeruak dari bilik hatinya,apa mungkin sesuatu yang ia khawatir kan telah terjadi?
Apa mungkin orang tuanya sudah melakukan sesuatu yang buruk pada Lexa dan keluarganya?
"Aku udah siapin semuanya,kita tinggal berangkat aja," ucap Lexa menatap tari didepannya,yang membuat tari bertambah bingung.
"Sayang,kamu ngomong apa?" Tangannya terulur menggenggam tangan Lexa lembut,"kamu lagi ada masalah?"
Lexa menunduk,"Aku mau kita pergi jauh,jauh sejauh-jauhnya," kemudian ia bergerak turun, berlutut tepat didepan tari,"menikahlah denganku,Dan biarkan aku menjadi satu-satunya alasan untuk kamu bahagia." Ucap Lexa sembari mengeluarkan sebuah kotak persegi dari kantong blazernya.
"Kamu mau kan?" Tanya Lexa ragu,karena melihat tari tak memberi respon,apa mungkin karena terlalu syok mendapat perlakuan Lexa padanya.
"Tunggu sayang,ada apa?kamu kenapa?" Tanya Tari beruntun,kedua tangannya menarik Lexa bangun, membawanya duduk kembali bersejajar disebelahnya,"Coba ceritain ke aku?"
"Sayang...cerita sama aku," ulang tari,kembali menggenggam tangan lexa,kala dilihat nya Lexa hanya diam seribu bahasa.
"Papa," Lexa kembali menunduk,menghirup nafas sebanyak-banyaknya,mengumpulkan seluruh energinya hanya untuk merangkai sebuah kalimat,"papa ngejodohin aku sama Evan." Ucap Lexa lancar menatap tari sendu didepannya
"Apa?" Mulut tari terbuka,genggamannya terlepas mendengar ucapan Lexa yang cukup membuat hatinya mencelos tak berdaya,"ke-napa tiba-tiba?"
Lexa menggeleng pelan,"aku ngga ngerti,yang jelas tadi pagi papa ngomongin semuanya,didepan mama dan eyang,mereka semua setuju,dan pernikahan nya akan diadakan Minggu depan di Sidney,Australia."
"Ngga mungkin lex," tari menggeleng lemah,tidak percaya dengan ucapan Lexa barusan,"bukannya mereka sudah tau tentang hubungan kita ? Bahkan waktu dirumah sakit masih baik-baik aja kan?kenapa tiba-tiba berubah gini?" Tanya tari lemas,baru saja ia menggantungkan harapannya atas restu orang tua Lexa,sekarang harus kandas begitu saja bersama dengan semua mimpinya.
"Aku juga ga tau,semenjak pulang dari rumah sakit,sikap papa berubah,mama juga ikutan berubah,bahkan eyang--eyang juga berbalik menentang kita,aku ngga ngerti kenapa sekarang mereka malah berbalik menentang hubungan kita," Lexa mengusap wajahnya sekilas,

KAMU SEDANG MEMBACA
ART Cantik 2 (GXG)
Ficción GeneralLexa dan tari kembali bertemu setelah kejadian pilu yang menimpa keduanya, Akankah mereka bersatu kembali,setelah kejadian pahit dimasa lalu?