VII

7.4K 674 114
                                    


**********

perlahan mata itu terbuka,sedikit menyipit akibat kilauan cahaya lampu yang cukup terang yang tepat berada diatas kepalanya,masih berusaha mengumpulkan kesadarannya secara penuh,dengan seksama ia memperhatikan sekitarnya yang terlihat begitu asing,samar ia mengingat,terakhir disekap oleh orang tak dikenal,seketika kesadarannya kembali normal,

dapat ia rasakan kedua tangannya terasa sakit akibat ikatan kuat dibalik punggungnya,bukan hanya tangannya,ada tangan lain disana,yang tak lain dan tak bukan merupakan tangan furi,orang terakhir yang bersamanya beberapa waktu yang lalu.

masih sangat jelas diingatannya,terakhir ia berbicara dengan furi ditaman belakang hotel,hanya sebatas itu, karena kejadian setelahnya ia tidak ingat apapun

"siapapun diluar,tolong!!" tari mencoba berteriak,namun apadaya kesadarannya yang baru pulih,hanya menghasil suara parau yang mungkin tak dapat menembus tebalnya dinding semen dihadapannya

"tolong!!!" lagi ia mencoba dengan sekuat tenaga yang ia punya,namun nihil,suara nya malah memantul bak gema,entah dinding yang terlalu tebal atau memang tempat mereka disekap saat ini kedap suara

furi yang memang belum sadar perlahan membuka pelan matanya,selain efek bius yang mulai hilang,teriakan tari lebih dari cukup untuk membangunkan dirinya dari pingsan,meski kepalanya sedikit pusing,hal pertama yang ia lakukan adalah mencoba mengingat apa yang sudah terjadi

"kita dimana?" furi bertanya pada tari dibelakangnya,

"ini seperti gudang yang udah lama ngga dipakai,banyak sarang laba2 disekitar plafon" jelas tari sembari menyapu area atas dengan matanya

"kita diculik? lalu siapa dalangnya?......" lagi furi bertanya dalam gumam,namun masih terdengar jelas oleh tari

"mungkin kita cuma salah sasaran" timpal tari

"aku ngga yakin itu, tapi yang jelas,mereka ngincer aku,bukan kamu!" ucap furi dengan yakin

"kamu punya musuh?" tanya tari sedikit menoleh,posisi mereka duduk dikursi dan saling membelakangi membuat mereka kesusahan menatap satu sama lain

"mungkin!! karena ini kali ketiga nyawaku terancam" jawab furi berat," pertama rem mobilku dibuat blong,kedua aku ditusuk dihotel,dan kali ini aku disekap disini " sambungnya lirih dan sedikit bergetar,tersirat ketakutan disana,semacam perasaan trouma kecil yang mengguncang dirinya

"seserius itu? kenapa ngga lapor polisi??" cecar tari

"sudah dilaporkan,tapi tidak ada hasil" jawab furi lemah

"maaf ya...kamu tenang dulu,aku akan berusaha mencari jalan keluarnya" ucap tari menenangkan,meski sebenarnya keadaan dirinya lebih mengenaskan,gaun peach sepaha dengan bahu terexpos,sungguh tidak enak dipakai saat moment penculikan begini,meski furi juga memakai rok,setidaknya kemeja panjangnya mampu meredam dinginnya angin malam

"yang pertama,kita harus buka ikatan ini dulu" tari mencoba menggerakkan tangannya mencari celah agar ikatan itu terlepas,namun memang tidak semudah membalikan telapak tangan,ikatan itu sangat kuat ,sulit untuk dibuka dengan cepat,cukup lama mereka berkutat dengan tali yang lebih mirip tambang itu,namun usaha mereka belum membuahkan hasil,yang ada malah tangan mereka yang makin sakit tergesek oleh permukaan tambang yang kasar

"tari...." panggil furi lirih,tenaganya mulai terkuras

"aku yakin kita bisa melewati ini,kita coba lagi ya," ucap tari memberi semangat

"tari...kalo memang aku harus mati disini,aku mau mati tanpa ada beban" ucap furi,rasa putus asa mulai memenuhi relung hatinya

"jangan ngomong begitu,tidak ada yang aakan mati diantara kita " sela tari

ART Cantik 2 (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang